Bisnis.com, MAKASSAR - Produsen pakan ternak PT Charoen Pokphand Tbk. berkomitmen menyerap hasil panen secara langsung dari petani di Sulawesi Selatan sesuai dengan patokan harga referensi pemerintah.
Purchasing Manager CPIN Eastern Indonesia Yussar Wirawan mengemukakan penyerapan jagung lokal tersebut diharapkan bisa lebih memudahkan petani menjual hasil produksi serta mendapatkan harga beli yang lebih tinggi.
Adapun pada tahun ini, perseroan menargetkan mampu menyerap jagung pipil kering Sulawesi Selatan hingga 300.000 ton, sekaligus mengamankan pasokan bahan baku pangan ternak yang mencapai 200.000 ton.
Sejauh ini, harga pembelian pipil kering oleh perseroan di Sulsel sebesar Rp3.550 per kilogram dengan kadar air 17%, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga minimal referensi pemerintah Rp3.150 per kilogram dengan kadar air yang sama.
"Saat ini, kami tengah menggencarkan edukasi ke petani terkait pengelolaan pasca panen agar harga lebih maksimal. Dan juga, penjelasan terkait skema jika ingin menjadi supplier langsung ke Pokphand," katanya, Selasa (31/1/2017).
Yussar menjelaskan, serangkaian langkah tersebut diproyeksikan ikut berkontribusi terhadap peningkatan taraf kesejahteraan petani jagung di Sulsel serta mengoptimalkan prognosa perseroan atas komoditas tersebut.
Paling anyar, perseroan menyasar kelompok tani komoditas jagung di Kabupaten Jeneponto yang merupakan daerah pemasok terbesar bahan baku bagi Popkhand di Sulsel.
Adapun hal tersebut dimaksudkan agar lebih menggairahkan petani dalam berproduksi sehingga pola penanaman jagung bisa bersifat berkelanjutan dan produktif.
"Acuannya nilai tukar petani bisa lebih meningkat. Dan yang tidak kalah penting diketahuo petani, tidak ada pungutan jika ingin memasok secara langsung ke Popkhand, karena yang kami prioritaskan adalah kualitas," kata Yussar.
Pacu Kesejahteraan Petani
Dalam kesempatan berbeda, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengatakan pertumbuhan produksi jagung di daerah ini harus diselaraskan dengan indeks kesejahteraan petani.
Menurutnya, harga beli di tingkat petani harus sesuai dengan acuan yang ditetapkan pemerintah sehingga berdampak antusiasme penanaman jagung berorientasi pada swasembada.
"Tahun lalu produksi jagung Sulsel sudan mencapai 1,95 juta ton, langkah percepatan yang bersifat berkelanjutan akan terus dilakukan pada tahun ini. Produksi meningkat, kesejahteraan petani juga ikut naik," katanya. (anr)