Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alat Monitoring Gempa di Sidrap Dicuri, BMKG Wanti-wanti Dampak ke Informasi Tsunami

BMKG menyebut kasus pencurian serta perusakan terhadap peralatan monitoring gempa bisa berdampak pada akurasi informasi tsunami.
Gerakan seismograf saat gempa bumi/khaleejtimes
Gerakan seismograf saat gempa bumi/khaleejtimes

Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kasus pencurian serta perusakan terhadap peralatan monitoring gempa dan peringatan dini tsunami di Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel) bisa berdampak pada keselamatan masyarakat sekitar.

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan pencurian tersebut sangat merugikan keselamatan masyarakat, karena tanpa sensor gempa yang berfungsi, maka kecepatan dan akurasi BMKG dalam memberikan informasi gempa dan peringatan dini tsunami di Sulsel akan menurun.

Apalagi wilayah ini secara tektonik merupakan daerah rawan gempa karena berada di jalur patahan aktif Sesar Walanae. Berdasarkan laporan Pusat Gempa Nasional, Sesar Walanae di Sulsel bukanlah sesar mikro, melainkan sesar regional yang dapat memicu gempa hingga magnitudo Mw7,1.

Berdasarkan peta kegempaan, kawasan Teluk Mandar, Pinrang, Rappang, dan Parepare memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi akibat aktivitas Sesar Walanae. Selain gempa bumi, wilayah ini juga berpotensi mengalami dampak ikutan gempa yaitu longsor (landslide), runtuhan batu (rockfall), dan likuifaksi.

Sebagai catatan, wilayah ini pernah diguncang gempa dahsyat berkekuatan Mw6,0 pada 29 September 1997, yang mengakibatkan 16 orang meninggal dunia, 35 orang luka berat, 50 rumah rusak berat, dan lebih dari 200 rumah rusak ringan. 

"Perlu diingat, bahwa wilayah Sulawesi Selatan juga pernah terdampak tsunami dari Teluk Mandar yang dipicu gempa Mw6,3 pada 11 April 1967, menyebabkan 58 orang meninggal dunia," ungkap Daryono, Senin (17/2/2025).

Dia pun meminta kepada masyarakat untuk tidak melakukan vandalisme, perusakan, atau pencurian peralatan BMKG. Untuk pemerintah daerah, diharapkan bisa ikut berperan dalam mengamankan peralatan yang telah dipasang di lokasi strategis demi kepentingan masyarakat.

"Dalam situasi dan kondisi saat ini, tidak mudah untuk segera mengganti peralatan yang hilang atau rusak, karena peralatan tersebut menggunakan teknologi canggih dengan biaya yang sangat tinggi," tambahnya.

Kasus pencurian alat monitoring gempa sendiri terjadi diperkirakan pada 12 Februari 2025 sekitar pukul 23.00 Wita. Pencuri mengambil enam unit aki yang digunakan untuk menghidupkan sensor seismograf serta dua unit panel surya yang terpasang di atas bangunan shelter stasiun SPSI (Sidrap-Indonesia). Kejadian ini merupakan kasus keempat yang terjadi di lokasi yang sama.

Pencuri diketahui bahkan membongkar bangunan shelter, masuk ke dalamnya, dan mengambil seluruh baterai (aki) yang berfungsi sebagai sumber daya utama bagi stasiun monitoring gempa. Akibatnya, BMKG terpaksa mencabut seluruh peralatan yang tersisa, termasuk sensor, digitizer, dan peralatan komunikasi, untuk menghindari kerugian lebih besar.

Dalam catatan BMKG, sejak 2015 telah terjadi setidaknya sebanyak 10 kali kasus pencurian dan perusakan terhadap peralatan monitoring gempa dan peringatan dini tsunami yang dikelola BMKG, yaitu:

1. Pada tahun 2015 di Cisompet, Garut, Jawa Barat (2 kali).

2. Pada tahun 2017 di Muara Dua, Sumatera Selatan.

3. Pada tahun 2018 di Manna, Bengkulu.

4. Pada tahun 2022 di Indragiri Hilir, Riau.

5. Pada tahun 2022 di Kluet Utara, Aceh Selatan.

6. Pada tahun 2022 di Sorong, Papua Barat.

7. Pada tahun 2022 di Jambi.

8. Pada tahun 2022 di Sausapor, Tambrauw, Papua Barat.

9. Pada tahun 2024 di Pulau Banyak, Aceh Singkil.

10. Pada tahun 2025 di Sidrap, Sulawesi Selatan (4 kali).

1739842294_edca332f-e609-4bc4-a3bd-489680113696.
1739842294_edca332f-e609-4bc4-a3bd-489680113696.

Ilustrasi alat monitoring gempa./alatujigeoteknik.com


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper