Bisnis.com, MAKASSAR — Jumlah investor pasar modal di Sulawesi Selatan (Sulsel) per Juni 2024 tercatat mencapai 367.613 single investor identification (SID), meningkat 35,82% jika dibandingkan pada posisi Juni 2023 yang hanya 270.669 SID.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Darwisman mengatakan, dari total tersebut, paling banyak merupakan investor reksa dana mencapai 352.004 SID. Angkanya juga tumbuh tinggi mencapai 37,32% dibandingkan posisi Juni 2023 yang hanya 256.347 SID.
Kemudian saham menjadi instrumen selanjutnya yang memiliki investor paling banyak di wilayah ini mencapai 114.642 SID dan mengalami pertumbuhan 25,33% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebanyak 91.474 SID. Nilai transaksinya sampai dengan Juni 2024 tercatat sebesar Rp9,36 triliun.
Sedangkan untuk Surat Berharga Negara (SBN), jumlah investor di Sulsel per Juni 2024 ada sebanyak 16.666 SID, tumbuh 19,26% jika dibandingkan posisi Juni 2023 yang hanya 13.974 SID.
Pertumbuhan investor pasar modal di Sulsel pada tahun ini, ditambahkan Darwisman, turut memberi pengaruh terhadap peningkatan jumlah penanam modal di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua).
"Per Juni 2024, investor di Sulampua telah mencapai 883.690 SID, tumbuh 39,69% jika dibandingkan posisi Juni 2023. Instrumen investasi masih didominasi oleh reksa dana dengan porsi dan pertumbuhan tertinggi," ungkapnya melalui keterangan resmi, Jumat (20/9/2024).
Baca Juga
Sementara itu, dalam rangka mendorong perluasan inklusi keuangan pasar modal di Sulsel, OJK telah menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) belum lama ini. Kegiatan ini diharapkan bisa semakin mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, utamanya di wilayah timur.
SEPMT sendiri dilaksanakan dalam bentuk kuliah umum di Universitas Negeri Makassar (UNM) pada Agustus 2024 lalu yang dihadiri oleh berbagai stakeholder serta Civitas Akademi UNM sebanyak 700 peserta.