Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Sebut Pembiayaan di Sulsel Masih Didominasi Sektor Produktif

Lebih dari setengahnya atau sebesar 55,09% kredit di Sulsel disalurkan ke sektor produktif.
Proses pembuatan kerajinan eceng gondok di Rumah Anyam Mandiri Makassar./Bisnis-Nugroho Nafika Kassa
Proses pembuatan kerajinan eceng gondok di Rumah Anyam Mandiri Makassar./Bisnis-Nugroho Nafika Kassa

Bisnis.com, MAKASSAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) per Juli 2024 mencapai Rp161,53 triliun. Mengalami peningkatan 8,35% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp149,07 triliun.

Dari total tersebut, lebih dari setengahnya atau sebesar 55,09% disalurkan untuk sektor produktif. Sementara sisanya dialokasikan untuk sektor konsumtif.

Kepala Kantor OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Darwisman mengatakan jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit paling banyak disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran dengan porsi 23,76% atau mencapai Rp38,38 triliun.

Sementara sisanya dibagi ke beberapa sektor ekonomi lain seperti pertanian, perburuan, dan kehutanan; sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya; sektor industri pengolahan; hingga sektor perikanan.

"Berdasarkan porsi yang diberikan ke beberapa sektor tersebut, non performing loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah secara keseluruhan di Sulsel cukup rendah dan berada di level aman 3,02%," ungkapnya melalui keterangan resmi, Rabu (18/9/2024).

Jika melihat dari indikator jenis bank yang menyalurkan, bank umum tercatat mengalokasikan kredit lebih tinggi dari Bank Perekonomian Rakyat (BPR) per Juli 2024. 

Realisasi kredit bank umum di Sulsel tercatat mencapai Rp158,39 triliun, tumbuh 8,33% jika dibandingkan posisi Juli 2023 yang hanya Rp146,21 triliun. Sementara BPR realisasi penyalurannya hanya Rp3,13 triliun, namun tetap mengalami pertumbuhan 9,58% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,85 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper