Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pinjaman Online di Sulsel, 7.296 Orang Lalai Bayar

Outstanding pinjaman yang masih berjalan di Sulsel hingga April 2023 mencapai Rp1,01 triliun.
Ilustrasi pinjaman online./Freepik
Ilustrasi pinjaman online./Freepik

Bisnis.com, MAKASSAR - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding pinjaman yang masih berjalan pada industri financial technology (fintech) lending di Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai Rp1,01 triliun dengan 359.430 akun rekening penerima pinjaman pada April 2023. 

Tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian pendanaan di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo terhitung sebanyak 2,03 persen atau mencapai 7.296 akun.

Merujuk data Statistik Fintech Lending edisi April 2023 yang dipublikasikan OJK belum lama ini, outstanding pinjaman yang masih berjalan tersebut meningkat 22,86 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp776,91 miliar dengan 262.756 akun penerima.

Sementara jika merujuk dari data secara akumulasi, jumlah rekening penerima pinjaman online di Sulsel hingga April 2023 telah mencapai 1.472.992 akun. Dari jumlah akun tersebut, telah disalurkan pinjaman kepada penerima mencapai Rp8,8 triliun.

Khusus pada April 2023, penyaluran pinjaman mencapai Rp283,56 miliar dengan jumlah peminjam 207.202 akun. Angkanya tumbuh 12,36 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tersalurkan Rp248,27 miliar dengan jumlah peminjam 215.582 akun.

Kepala OJK Regional 6 Sulampua Darwisman belum lama ini menyebut jika pihaknya telah berperan meregulasi dan mengawasi fintech lending, terutama dalam menjaga outstanding pinjaman yang masih berjalan di Sulsel. Otoritas juga memastikan level playing field antara lembaga jasa keuangan dengan penyelenggara fintech lending melalui kolaborasi dan kerja sama kemitraan, termasuk memastikan bisnis ini bisa terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan di Sulsel.

"Selain itu, OJK memastikan pembiayaan dari fintech lending ini tepat sasaran kepada sektor produktif dan menjangkau konsumen di remote area," tuturnya belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler