Bisnis.com, MAKASSAR - PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) memberikan bantuan senilai Rp185 juta kepada ibu-ibu yang berprofesi sebagai penjahit di Kabupaten Soppeng, Sulawesi selatan (Sulsel).
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis ke Kelompok Wanita Syam Pelangi yang beranggotakan 15 ibu-ibu penjahit.
General Manager PLN UID Sulselrabar Moch. Andy Adchaminoerdin berharap bantuan ini dapat meningkatkan perekonomian serta kemandirian bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Keterlibatan perempuan dalam meningkatkan perekonomian baginya harus dioptimalkan melalui kolaborasi dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Pihak-pihak ini dikatakannya perlu memberikan perhatian lebih melalui berbagai inisiatif program yang menguatkan peran perempuan.
“Kami berharap, nantinya dapat meningkatkan perekonomian serta kemandirian bagi masyarakat setempat,” ujar Andy di Makassar, Rabu (16/11/2022).
Selain bantuan dana, PLN juga melaksanakan pelatihan dan pengembangan konveksi listrik serta ecoprint sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menjahit ibu-ibu Kelompok Wanita Syam Pelangi.
Baca Juga
Founder Kelompok Wanita Syam Pelangi Syamsuriani mengungkapkan bantuan dana dari PLN digunakan untuk membeli 9 mesin jahit listrik serta peralatan dan keperluan jahitan lainnya dalam menunjang operasional.
Sementara untuk pelatihan yang dilaksanakan dianggap sangat bermanfaat bagi mereka. Sebelum mengikuti pelatihan, jahitan yang bisa dikerjakan dikatakannya sangat terbatas, baik dari sisi variasi maupun jumlah. Hal itu turut berdampak pada pendapatan mereka.
Ongkos untuk setiap jahitan biasanya beragam, mulai dari Rp75.000 hingga Rp150.000. Jika jahitan cukup rumit, ongkosnya bisa sampai Rp1,5 juta. Adapun jahitan yang bisa selesai dalam sehari hanya satu. Sehingga rata-rata omzet yang diperoleh masing-masing anngota Kelompok Wanita Syam Pelangi maksimal Rp3 jutaan.
Dia optimistis omzet tersebut akan meningkat setelah diberikan bantuan dana dan pelatihan oleh PLN karena variasi jahitan yang bisa dikerjakan semakin banyak.
Mereka juga tidak perlu lagi hanya menunggu pesanan, tapi sudah bisa menjahit dan membuat baju yang bisa dijual di gallery maupun marketplace.
"Kalau dulu harus satu-satu, orang mengukur baru bisa kita buatkan. Kalau sekarang kita bisa bekerja tanpa menunggu pesanan, karena setelah pelatihan kami sudah mengetahui teknik pola standar," ujarnya.
Tak hanya jenis jahitan yang lebih variatif, kapasitas produksi ibu-ibu Kelompok Syam Pelangi juga akan semakin besar dengan adanya mesin jahit konveksi.