Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Indonesia meyakini kegiatan dunia usaha di Sulawesi Selatan yang terkontraksi pada kuartal pertama dan kedua akan kembali bergairah pada kuartal ketiga.
Kepala Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Provinsi Sulsel Endang Kurnia Saputra mengatakan bahwa peningkatan tersebut akan didorong oleh tumbuhnya permintaan masyarakat seiring berakhirnya pembatasan aktivitas dan dimulainya adaptasi kebiasaan baru.
“Memasuki tatanan hidup baru, aktivitas dunia usaha mulai terlihat kembali bergairah, kondisi ini kami yakini akan berkesinambungan membaik hingga akhir kuartal berikutnya,” kata Endang, Selasa (22/7/2020).
Menurut Endang, sejalan dengan membaiknya pergerakan dunia usaha, maka penggunaan tenaga kerja yang juga menurun pada periode yang sama akan ikut terkerek naik.
“Bergeraknya aktifitas usaha secara atraktif tentu akan menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja sehingga menopang pemulihan ekonomi daerah,” terangnya.
Merujuk pada hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, terjadi penurunan pergerakan dunia usaha di Sulsel tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kuartal dua sebesar -44,7 persen.
Baca Juga
Penurunan tersebut cukup dalam, di mana SBT kuartal pertama sebesar 5,3 persen yang juga mengalami penurunan dibanding sebelumnya.
Kegiatan usaha yang terjadi pada sector perdagangan, yaitu kendaraan dan suku cadang, makanan dan minuman, apotek, serta produk pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Penurunan pada dunia usaha turut mempengaruhi kontraksi pada penggunaan tenaga kerja. Yang mana tercermin dari SBT tenaga kerja pada kuartal kedua sebesar -16,2 persen dari -0,9 persen kuartal pertama.
Lapangan usaha dengan SBT penggunaan tenaga kerja terendah yaitu pada industry pengolahan. Selain pada lapangan usaha industri pengolahan dan konstruksi, penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada perdagangan, akomodasi , makanan dan minuman, juga pertanian, kehutanan, dan perikanan.