Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendalikan Dampak Covid-19, BI Sulut Luncurkan Program Pasar Online

Program Bersehati Online diluncurkan untuk mengantisipasi turunnya pendapatan pedagang pasar tradisional dan petani komoditas bahan pokok akibat pandemi Covid-19 melalui pemanfaatan layanan digital.
Pedagang menata beras di Pasar Tradisional Pinasungkulan, Manado, Sulawesi Utara, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Adwit B Pramono
Pedagang menata beras di Pasar Tradisional Pinasungkulan, Manado, Sulawesi Utara, Senin (29/4/2019)./ANTARA-Adwit B Pramono

Bisnis.com, MANADO--Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulut meluncurkan program Bersehati Online guna menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Program ini diluncurkan untuk mengantisipasi turunnya pendapatan pedagang pasar tradisional dan petani komoditas bahan pokok akibat pandemi Covid-19 melalui pemanfaatan layanan digital.

Dengan layanan ini masyarakat dapat membeli bahan baku di Pasar Tradisional Bersehati Manado secara online. Pemesanan dilakukan melalui aplikasi WhatsApp dan aplikasi transportasi online untuk mengambil pesanan.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan saat ini sudah ada 15 pedagang di Pasar Bersehati yang dapat melayani pembelian lewat Bersehati Online.

"Nanti 15 ini akan berkembang terus dan kami harapkan minggu depan sudah ada 100 pedagang Bersehati bisa online," kata Olly usai meluncurkan Bersehati Online di Kantor Perwakilan BI Sulut, Selasa (5/5/2020).

Olly pun mendorong semua pihak, termasuk aparatur sipil negara (ASN) untuk mendukung program ini.

“Supaya ini bergairah, ASN dan seluruh pimpinan perbankan saya anjurkan untuk belanja mulai lewat online. Nanti kami akan cetak brosur untuk kode-kode pasar online. PIhak perbankan, BNI, Mandiri, dan Bank Sulut sudah siap untuk memback-up pasar online ini,” katanya.

Kepala BI Sulut Arbonas Hutabarat menambahkan bahwa Bersehati Online merupakan salah satu terobosan untuk menjaga roda perekonomian di Sulut tetap berjalan.

"Ini untuk menenangkan masyarakat bahwa ketersediaan pasokan ada, silahkan (petani) produksi dan yang terpenting kemungkinan produk tidak terbeli kami minimalisir," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper