Bisnis.com, MANADO--Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencatat neraca perdagangan Sulawesi Utara pada Maret 2020 surplus US$71,28 juta.
"Nilai ini mengalami kenaikan dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat senilai US$37,08 juta," ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulut Marthedy M. Tenggehi melalui Berita Resmi Statistik, Kamis (16/4/2020).
Data sementara BPS menunjukkan nilai ekspor nonmigas Sulut pada Maret 2020 mencapai US$79,46 juta atau naik 34,85 persen dibandingkan Februari 2020 yang senilai US$58,92 juta. Sedangkan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, volume ekspor nonmigas pada Maret 2020 naik 15,48 persen.
Marthedy mengatakan bahwa komoditi ekspor pada bulan ini masih tetap didominasi oleh minyak dan lemak nabati. Kontribusi komoditi tersebut mencapai 45,96 persen dari total ekspor Maret 2020.
Nilai ekspor komoditi lemak dan minyak hewan/nabati naik 38,38 persen dibandingkan bulan lalu, yakni menjadi US$36,52 juta. Secara tahunan (y-on-y) nilai tersebut juga mengalami penurunan 16,12 persen. Negara tujuan ekspor tertinggi untuk komoditi ini antara lain, Amerika Serikat, Malaysia, Korea Selatan, Jepang, Belanda, dan Tiongkok.
Kinerja ekspor Sulut juga ditopang oleh ekspor produk perhiasan atau permata dengan kontribusi sebesar 17,83 persen dari total ekspor nonmigas bulan lalu. Nilai ekspor perhiasan atau permata pada Maret 2020 mencapai US$14,17 juta.
Adapun negara tujuan ekspor nonmigas utama Sulut antara lain, Singapura, China, Jepang, Belanda, Korea Selatan, Amerika Serikat, Malaysia, India, Vietnam, dan Arab Saudi. Posisi teratas negara tujuan ekspor pada Maret 2020 adalah Amerika Serikat, yakni senilai US$15,08 juta atau 18,98 persen dari total nilai ekspor nonmigas.
Sementara itu, nilai impor Sulawesi Utara pada Maret 2020 mengalami penurunan bila dibandingkan bulan yang lalu dengan penurunan sekitar 62,54 persen.
"Hal ini sejalan bila dibandingkan dengan nilainya di Maret 2019 (y-on-y), mengalami penurunan sebesar 28,01 persen," kata Marthedy.
Bahan bakar mineral, mineral oil products tetap menjadi kontributor terbesar terhadap nilai impor Sulawesi Utara pada Maret 2020. Nilai impor golongan barang ini mengalami penurunan dibandingkan Februari 2020 sebesar 12,62 persen.
Pada Maret 2020, Singapura menjadi negara pemasok terbesar komoditi impor untuk Sulawesi Utara, yaitu sebesar 62,65%.