Bisnis.com, MANADO--Lebih dari 3.000 warga Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) dan Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mengungsi akibat bencana banjir bandang, Rabu (4/3/2020). Kerugian pun ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolmut mencatat total pengungsi mencapai 3.650 jiwa, mereka tersebar di empat kecamatan. Warga mengungsi di Kecamatan Sangkub 1.100 jiwa, Bintauna 1.000 jiwa, Bolangitang Timur 800 jiwa, dan Bolangitang Barat 750 jiwa.
Menurut pantauan BPBD setempat wilayah kecamatan terdampak banjir di Kabupaten Bolmut, yaitu Kecamatan Sangkub 13 desa, Bolangitang Timur 10 desa, Bolangitang Barat 8 desa, Bintauna 7 desa, Kaidipang dan Pinotaluman masing-masing 2 desa. Tinggi muka air di wilayah tersebut beragam antara 60 - 120 cm.
"Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow Utara bersama tim SAR telah menuju lokasi untuk evakuasi warga yang terdampak. BPBD telah mengajukan penetapan status tanggap darurat," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo melalui keterangan tertulisnya, Kamis (5/3/2020).
Intensitas curah hujan tinggi menjadi salah satu pemicu banjir yang meluas di beberapa kecamatan tersebut. Sebuah tanggul pun jebol akibat volume air yang besar.
Sementara itu, banjir juga terjadi di wilayah Kecamatan Sang Tombolang, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). Desa yang terdampak di kecamatan ini, yaitu Desa Domisil, Pangi, dan Pangi Timur.
Banjir di Desa Domisil mengakibatkan tiga warga hanyut. BPBD setempat mengidentifikasi korban meninggal atas nama Musdalifa Harun (P/5 tahun), sementara dua lainnya berhasil diselamatkan.
Sementara itu, dua desa lainnya, Pangi dan Pangi Timur, terjadi longsor. Banjir dan longsor di wilayah-wilayah tersebut terjadi pada Rabu (4/3) sekitar pukul 03.00 waktu setempat (WITA).
Berdasarkan informasi dari BPBD setempat, hujan terjadi sejak 2 hari terakhir di wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow dengan intensitas sedang hingga tinggi. Adapun, banjir di Desa Domisil mengakibatkan 66 KK (250 jiwa) mengungsi.
"Mereka mengungsi di rumah kerabat dan tetangga terdekat. Sedangkan kerugiaan fisik, banjir menghanyutkan 5 unit rumah warga serta rusak berat 10, rusak sedang 10 dan rusak ringan 30, serta fasilitas umum lain. Di samping itu 15 hektar lahan perkebunan tergenang air," kata Agus.
"Kerugian di desa ini diperkirakan mencapai Rp1,2 miliar," katanya menambahkan.
Sementara itu, dampak akibat longsor di Desa Pangi dan Desa Pangi Timur masih dalam pendataan BPBD.
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow sudah melakukan evakuasi warga terdampak, mendirikan tenda pengungsian serta pos komando di Desa Domisil. Bantuan berupa makanan juga sudah didistribusikan kepada masyarakat terdampak, baik dari BPBD, dinas sosial dan OPD lain. Masyarakat tetangga juga membantu untuk mengirimkan bantuan logistik.
Terkait dengan akses jalan tertutup longsor, pemerintah daerah telah mendatangkan alat berat dan berkoordinasi dengan Balai Jalan Provinsi agar akses menuju dua desa terdampak bisa segera dilalui.
Bupati Bolaang Mongondow sudah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir, banjir bandang dan tanah longsor dan keputusan mengaktivasi posko tanggap darurat.
Agus mengimbau agar BPBD di sebagian besar wilayah Indonesia untuk selalu waspada dan siaga mengingat potensi banjir dan longsor yang masih tinggi.
BMKG memprakirakan beberapa wilayah dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi, seperti di Sulawesi Tenggara, hingga Maret ini. Di samping itu, warga juga perlu bersiaga untuk menghadapi setiap potensi bahaya, termasuk dengan penyebaran virus corona.