Bisnis.com, MAKASSAR – Tiga pelajar SMA Islam Athirah Makassar, yaitu Sitti Rahma Rahim, Nurnabilla Syfadewi Attaya, dan Nawwarah Liyana Zafira Aminanti akan mewakili Sulsel pada ajang International Sains Innovation Expo (ISIE) di Korea Selatan berkat penemuannya dalam mengubah eceng gondok menjadi tisu.
Eceng gondok sering dianggap sebagai gulma yang dapat merusak ekosistem perairan, namun Sitti Rahma Rahim dan dua kawannya berhasil membuktikan, tumbuhan air tersebut bisa diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
"Sebagai tumbuhan air eceng gondok tidak banyak dimanfaatkan masyarakat. Bahkan biasanya dianggap menganggu ketika tumbuh di danau atau kolam. Sering menyumbat aliran air," ungkap Rahmah, Minggu (16/2/2020).
Melihat hal itu, ide untuk membuat tisu dari eceng gondok kemudian lahir. Dengan harapan, jika penemuan itu berhasil maka penebangan pohon yang notabene merupakan bahan dasar pembuatan tisu bisa berkurang.
Berbekal refresni dari referensi di internet. Rahma dan kedua rekannya mulai merumuskan langkah-langkah yang dilakukan untuk memproduksi tisu dari eceng gondok. Ia mengatakan, butuh waktu selama tiga pekan dalam proses pembuatannya.
"Kami bekerja selama tiga minggu, mulai dari pengambilan eceng gondok di danau. Lalu masa pengeringan yang dimulai sejak pagi, pembersihan, hingga proses kimia menuju pembuatan tisu," jelas Rahmah.
Baca Juga
Ia menjelaskan, untuk menghasilkan 15 lembar tisu dibutuhkan 20 gram eceng gondok. Jumlah tersebut setara dengan 8 batang eceng gondok pertumbuhannya mampu mengganggu bahkan mengurangu jumlah oksigen dalam air.
Sebelumnya, penemuan eceng gondok menjadi tisu juga telah membawa Rahmah bersama rekannya menjadi juara dua pada lomba Karya Ilmiah Hayati di Bandung beberapa waktu lalu. Mereka berharap kemenangan itu kembali menghampiri pada ajang ISIE di Korsel.
"Kami berharap terus mendapar dukungan, termasuk dari pemerintah. Agar kami mampu memperbaiki kualitas lembar demi lembar tisu yang akan diikutkan lomba di Korea Selatan nanti," harapnya.
Prestasi tersebut mendapat apresiasi dari Tim Penggerak PKK Sulsel. Ketua PK Sulsel Lies F Nurdin mengaku bangga dan atas karya dari tiga siswa SMA Islam Athirah Makassar tersebut. Ia mengatakan, penemuan Rahmah bersama rekannya, sejalan dengan program pengurangan limbah yang dilakukan pemerintah.
Tisu yang berhasil dibuat dari serat eceng gondok ini sejalan dengan program pengurangan penggunaan sampah yang sulit terurai serta program penghijauan yang selama satu tahun berjalan melalui program kegiatan PKK Sulsel dan beberapa organisasi lainnya.
"Pohon kita habis ditebang untuk membuat tisu, sampah tisu lama dan tidak bisa terurai dengan sempurna di alam, belum lagi ada bahan kimia pemutih yang cukup berbahaya bagi kulit apalagi bila digunakan untuk membungkus makanan," jelas Lies.
Ia juga mengatakan, sebelumnya pihaknya telah melakukan kegiatan kami membagikan 200 bibit pohon gratis setiap bulan dari PKK dan Dekranasda yang bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Dinas Pengelola Lingkungan Hidup Sulsel.
Secara rutin PKK juga mulai menggerakkan program hijau dengan membagikan 500 bibit pohon ke seluruh kabupaten/kota di Sulsel. Hal itu kata Lies, agar kelestarian lingkungan bisa tetap terjaga. Karenanya menurut Lies, pemanfaatan eceng gondok menjadi sebuah solusi agar penebangan pohon tidak semakin marak.
"Kami harap anak-anakkita bisa membawa pulang hasil yang membanggakan. Tentunya akan selalu kami dukung," jelas Lies.