Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rajutan Keberagaman di North Sulawesi Christmas Festival 2019

Perayaan Natal Provinsi Sulawesi Utara tidak hanya menjadi milik umat Kristiani tetapi seluruh umat beragama di Bumi Nyiur Melambai.
Pembukaan North Sulawesi Christmas Festival 2019 di Pohon Kasih, Kawasan Megamas, Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (16/12/2019)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo
Pembukaan North Sulawesi Christmas Festival 2019 di Pohon Kasih, Kawasan Megamas, Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (16/12/2019)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, MANADO — Gema takbir berkumandang dari area Pohon Kasih, Kawasan Megamas, Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (16/12/2019) malam. Selang beberapa detik, lantunan tembang rohani Islami mengalun dari atas panggung yang berdiri tegak di hadapan ratusan penonton.

Alunan tembang rohani Islami langsung disambut dengan lagu khas perayaan Natal yang dibawakan seorang penyanyi perempuan dengan dukungan paduan suara di belakangnya. Dua musik dari kepercayaan berbeda itu seolah melebur menjadi satu harmoni di atas panggung.

Lantunan dua tembang religi itu menjadi aba-aba pembuka bagi para penari yang siap tampil setelahnya. Benar adanya, hentakan kelompok penari Saman pun mendapat giliran unjuk gigi.

Usai sajian tarian ritmik asal Aceh itu rampung disajikan, kini giliran penari asal Bali mempertontonkan kebolehannya. Gamelan khas Pulau Dewata mengalun di Kawasan Megamas yang berhadapan langsung dengan Teluk Manado.

Rajutan Keberagaman di North Sulawesi Christmas Festival 2019

Suasana Parade Santa di Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (16/12/2019)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo

Penampilan lintas etnis dan agama itu menjadi pembuka dari “North Sulawesi Christmas Festival 2019”. Pertunjukkan bernuansa kebhinekaan itu menjadi salah satu ciri khas penyelenggaraan festival di Sulawesi Utara (Sulut).

Sebelum pembukaan, terlebih dahulu dilakukan Parade Santa yang berlangsung sejak siang harinya. Kegiatan itu diikuti oleh jajaran dinas, kementerian atau lembaga, serta instansi terkait lainnya di Sulut.

Keberagaman pun sudah tampak jelas dalam Parade Santa. Tidak hanya mereka yang memeluk Kristiani, konvoi juga diikuti oleh mereka yang beragama Islam.

Tidak ketinggalan, belasan mikrolet yang biasa melayani penumpang untuk sejumlah rute di Kota Manado turut berpartisipasi. Mereka telah merias kendaraannya dengan lampu dan ornamen Natal.

Suara musik religi Kristiani yang diputar dari dalam mikrolet selama parade saling bersautan dengan kelompok marching band. Kualitas suara sederhana yang keluar dari sistem suara mikrolet menjadi berharmonisasi dengan nada-nada alat musik anggota marching band.

Data jumlah penduduk Sulut berdasarkan agama yang dianut pada 2015, masyarakat yang memeluk agama Kristen memang menjadi mayoritas, dengan jumlah sekitar 1,73 juta orang. Selanjutnya, penduduk beragama Islama sebanyak 797.234 orang, Katolik 167.334 orang, Hindu 26.252 orang, kemudian Budha 24.717 orang.

Wakil Ketua Panitia North Sulawesi Christmas Festival 2019 Christian Montong mengungkapkan agenda itu diharapkan menjadi sarana bagi masyarakat untuk memperat persatuan, persaudaraan, keakraban, dan kekeluargaan. Pihaknya menginginkan perayaan Natal dapat mendorong terciptanya toleransi umat beragama.

“Untuk semakin meneguhkan kesadaran torang samua ciptaan Tuhan,” ujarnya, Senin (16/12) malam.

Christian mengungkapkan North Sulawesi Christmas Festival 2019 akan diisi oleh serangkaian kegiatan. Salah satunya Parade Santa dan konser kelompok musisi beraliran religi Kristiani.

Rajutan Keberagaman di North Sulawesi Christmas Festival 2019

Suasana Parade Santa di Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (16/12/2019)./Bisnis-M. Nurhadi Pratomo

Selain itu, akan diadakan kegiatan bazar yang berlangsung pada dari 17—21 Desember 2019 di Lapangan Mer 99, Kawasan Megamas, Kota Manado.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Olly Dondokambey yang diwakili Asisten Administrasi Umum Setdaprov Sulut Gammy Kawatu mengungkapkan North Sulawesi Christmas Festival 2019 dimanfaatkan untuk memperat jalinan silahturahmi dan harmonisasi sosial. Dengan demikian, tercipta kedamaian di Bumi Nyiur Melambai.

Dia menegaskan kegiatan itu menjadi upaya untuk meningkatkan persatuan seluruh lapisan masyarakat Sulut sebagai masyarakat majemuk dan plural. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar seluruh lapisan senantiasa hidup dalam kedamaian, saling menjaga, saling menyelamatkan, saling mengasihi, dan menghormati satu dengan lainnya.

“Kegiatan ini memiliki esensi untuk menambah daya tarik wisata daerah serta untuk semakin memperkenalkan kekhasan daerah, seni maupun budaya lokal,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper