Bisnis.com, MANADO— Kementerian Perdagangan meminta kepada Pemerintah Daerah Sulawesi Utara untuk mengantisipasi kenaikan permintaan bahan pokok menjelang akhir 2019.
Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Pengamanan Pasar Sutriono Edi menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) merayakan Natal. Oleh karena itu, permintaan bahan pokok (bapok) berpotensi mengalami kenaikan jelang akhir tahun.
“Pemerintah daerah [Pemda] Sulut diharapkan dapat melakukan berbagai langkah antisipasi seperti melakukan pemantauan dan pelaporan perkembangan bapok harian, meningkatkan koordinasi antarinstansi daerah, dan mencegah tindakan spekulasi,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (12/12/2019).
Edi mengatakan terdapat tiga arahan yang diberikan kepada Pemda. Pertama, untuk segera melakukan antisipasi jelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Kedua, mewaspadai tantangan kondisi kekeringan ekstrim dengan memantau langsung ke lapangan. Ketiga, menjaga kelancaran pasokan ke masyarakat serta kerterjangkauan harga di pasar dengan berkolaborasi bersama Satgas Pangan.
“Hal ini dilakukan guna meminimalkan aksi-aksi spekulasi atau penimbunan yang mengganggu kelancaran pasokan bapok ke masyarakat,” tuturnya.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta Pemda untuk memantau dan melaporkan perkembangan harian bapok, khususnya untuk komoditas beras. Tujuannya, agar dapat diambil langkah koordinatif apabila terjadi kenaikan harga di luar kewajaran.
Keamanan dan kelancaran distribusi bapok, lanjut dia, juga harus dilaporkan. Hal itu menyangkut kondisi jalan, cuaca, serta hambatan lain.
“Jumlah stok bapok milik pedagang di pasar, khususnya beras, juga harus dipantau dan dilaporkan guna mengetahui perkiraan kebutuhan stok harian bapok di pasar,” tuturnya.
Di sisi lain, pihaknya berharap Perusahan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog untuk melaksanakan program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) sampai Desember 2019. Dengan demikian, pada masa paceklik Januari 2020—Maret 2020, beras medium tetap tersedia di pasar rakyat.
Kemendag melaporkan stok beras tersedia sebanyak 19.529 ton di wilayah Sulut dan Gorontalo. Jumlah itu diklaim mencukupi kebutuhan hingga lima bulan ke depan.