Bisnis.com, MANADO— Kamar Dagang dan Industri Sulawesi Utara meminta agar tarif tol Manado—Bitung tidak terlalu tinggi saat beroperasi pada 2020.
“Sebaiknya harga jalan tol jangan terlalu tinggi, karena jika tarifnya tinggi mungkin hanya akan ramai di awal, selanjutnya sepi, itu sudah karakter pasar orang Manado,” ujar Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulut Ivanry Matu, kepada Bisnis, Senin (25/11/2019).
Dia menyarankan agar pemerintah membuat suatu konsep dengan menyiapkan titik tertentu seperti pelayanan terintegrasi untuk pengisian bahan bakar, rumah makan, dan ATM. Dengan demikian, akan ada aktivitas ekonomi yang muncul di sepanjang jalur tol Manado—Bitung.
Ivanry optimistis apabila sinergi lintas sektor berjalan dengan baik dan pemerintah terbuka menerima masukan maka proyek infrastruktur akan menggerakan ekonomi. Pasalnya, proyek tol memiliki aktivitas ekonomi mulai dari pembebasan lahan, pengerjaan konstruksi, sampai pemanfaatan.
Sebelumnya, Kepala Balai Pelaksana Jalan (BPJN) Wilayah XV mencakup Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo Triono Junoasmono mengatakan tarif tol Manado—Bitung merupakan wewenang operator jalan tol, PT Jasamarga Manado Bitung (JMB). Saat ini, tarif masih dikaji dan akan disampaikan ketika tol telah beroperasi secara penuh.
“Kisaran Rp1.000 per kilometer [km] tetapi ini hanya sebagai gambaran rata-rata. JMB mereka yang berhak mengeluarkan tarifnya,” paparnya.
Saat ini, dia menambahkan pembangunan ruas sepanjang 14 km sudah rampung. Untuk pembebasan lahan yang tersisa, pihaknya menargetkan dapat selesai pada Desember 2019.
“Progres lahan sudah besar sehingga bisa ngejar di April 2020,” ujarnya.
Sebagai catatan, jalan tol Manado—Bitung terdiri atas dua paket dengan total panjang 39 km. Untuk Paket 1 sepanjang 14 km, pengerjaan ruas didukung konsutruksi oleh pemerintah atau viability gap fund (VGF).
Sementara itu, Paket 2 sepanjang 25 km menggunakan dana dari badan usaha jalan tol (BUJT) yakni JMB. Paket itu terdiri atas dua seksi yakni Seksi 2A Airmadidi—Danowudu sepanjang 11,50 km dan Seksi 2B Danowudu—Bitung sepanjang 13,5 km.