Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masyarakat Pulau Marore Tukarkan Uang di Layanan Kas Keliling BI Sulut

Masyarakat Pulau Marore Tukarkan Uang di Layanan Kas Keliling BI Sulut
Tim Bank Indonesia dan TNI AL berfoto dengan masyarakat Pulau Marore penerima Program Sosial Bank Indonesia, Minggu (13/10/2019).
Tim Bank Indonesia dan TNI AL berfoto dengan masyarakat Pulau Marore penerima Program Sosial Bank Indonesia, Minggu (13/10/2019).

Bisnis.com, MARORE, Sangihe — Masyarakat Pulau Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, menukarkan uang lusuh lewat layanan kas keliling yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara.

Setelah menyambangi Pulau Salibabu, Karokotan, Marampit, dan Miangas, rombongan Layanan Kas Kepulauan Bank Indonesia ke wilayah terdepan, terluar, terpencil (3T) Bank Indonesia tiba di Pulau Marore, Minggu (13/10/2019). Lokasi itu menjadi titik ke-5 dari total 7 pulau yang disambangi mulai dari 8 Oktober 2019–16 Oktober 2019 dengan menggunakan KRI Sultan Nuku.

Masyarakat Pulau Marore Tukarkan Uang di Layanan Kas Keliling BI Sulut

Bank Indonesia juga mendapatkan dukungan dari TNI AL yang turut memberikan layanan kesehatan gratis bagi masyarakat.

Pulau Marore merupakan salah satu wilayah terluar Indonesia terletak di Laut Sulawesi. Lokasi itu berbatasan langsung dengan Filpina.

Sekitar pukul 15.30 WITA, masyarakat langsung mendatangi layanan penukarang uang rupiah yang berlokasi di Kantor Kecamatan Khusus Marore. Salah satu warga yang memanfaatkan layanan tersebut yakni Deisi Mokansi (40 tahun).

Deisi menukarkan uang pecahan logam yang telah disimpannya selama 3 tahun—4 tahun. Total nilai yang ditukarkan Rp4,2 juta.

“Di sini tidak ada bank, waktu tahun lalu Bank Indonesia datang saya tidak sempat tukarkan,” ujarnya, Minggu (13/10/2019).

Deisi mengungkapkan pecahan uang logam yang masih bisa digunakan di Pulau Marore saat ini Rp1.000. Untuk Rp500, saat ini sudah tidak lagi digunakan oleh masyarakat.

“Harga barang sudah tidak ada yang Rp500. Rp1.000 bisa digunakan untuk beli makanan ringan atau dikumpulkan dulu menjadi Rp5.000 atau Rp10.000,” paparnya.

Dia mengeluhkan belum adanya layanan perbankan di Pulau Marore. Untuk menikmati layanan tersebut, masyarakat harus menempuh perjalanan ke Pulau Tahuna.

Perjalanan menuju ke Pulau Tahuna, lanjut dia, membutuhkan waktu tempuh 8 jam dengan kapal laut perintis. Adapun, jadwal kapal perintis bersandar di Pulau Marore setiap 2 minggu sekali.

“Jadi untuk menikmati akses perbankan diperlukan waktu tempuh 2 minggu,” imbuhnya.

Pihaknya berharap agar segera dibangun akses perbankan untuk masyarakat Pulau Marore. Hal itu untuk memudahkan transaksi seperti pengambilan gaji aparatur negara sipil (ASN) dan tarik tunai uang.

Sementara itu, Deisi menyambut positif program penukaran yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia setiap tahunnya. Lewat kegiatan itu, masyarakat bisa menukarkan baik uang lusuh maupun uang logam.

“Bawa uang koin terlalu berat, kalau uang kertas memudahkan membawa uang,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Marore Zeth Sumolang mengungkapkan masyarakat di wilayah itu mengharapkan kehadiran perbankan. Hal itu memudahkan penyimpanan uang yang didapatkan masyarakat dari bertani dan mencari ikan.

 

“Perbankan sangat dirindukan agar penghasilan masyarakat bisa disisihkan sehingga meningkatkan taraf hidup,” jelasnya.

Dia membenarkan bahwa masyarakat hanya bisa mengakses perbankan di Pulau Tahuna. Lokasi itu menurutnya terlalu jauh dari Pulau Marore.

Zeth menuturkan jumlah penduduk di Pulau Marore saat ini 647 orang. Mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan.

“Nelayan campur dengan petani. Kalau ombak tinggi tidak bisa melaut mereka bercocok tanam,” ujarnya.

Di sisi lain, pihaknya menyambut program yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Kegiatan serupa telah dilakukan di Pulau Marore pada 2018.

“Sungguh sangat membantu masyarakat di Pulau Marore untuk kenal lebih dekat lagi dengan uang rupiah. Meskipun berada jauh diperbatasan, uang rupiah tetap kami gunakan untuk transaksi jual beli,” jelasnya.

Dalam lawatannya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara tidak hanya menggelar program penukaran uang. Akan tetapi, dilakukan juga sosialisasi ciri keaslian uang rupiah dan kebanksentralan kepada masyarakat Pulau Marore.

Kepala Unit Sistem Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Suwandy mengklaim masyarakat antusias menukarkan uang khususnya logam. Langkah itu ditempuh masyarakat agar lebih efisien apabila membawa uang dalam bentuk kertas.

Suwandy menyebut pihaknya juga memberikan bantuan kepada masyarakat Pulau Marore. Adapun, bantuan yang diberikan berupa peralatan pendingin ruangan, alkitab, buku-buku, obat-obatan, dan genset.

Dia berharap dapat menambah frekuensi untuk kegiatan sejenis untuk di pulau 3T. Setidaknya, program tersebut dapat dijalankan 2 kali dalam setahun.

“Diharapkan perbankan sebagai perpanjangan tangan Bank Indonesia juga dapat melihat langsung program ini,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper