Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Sulut 6,58 Persen Kuartal I 2019

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara mencapai 6,58% pada kuartal I/2019. Pemerintah Provinsi dan lembaga terkait di Bumi Nyiur Melambai perlu bersinergi untuk menjaga pertumbuhan hingga akhir tahun.

Bisnis.com, MANADO—Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara mencapai 6,58% pada kuartal I/2019. Pemerintah Provinsi dan lembaga terkait di Bumi Nyiur Melambai perlu bersinergi untuk menjaga pertumbuhan hingga akhir tahun.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) mencatat, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulawesi Utara atas harga berlaku pada kuartal I/2019 mencapai Rp29,41 triliun, dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp20,29 triliun.

Kepala BPS Sulut Ateng Hartono menjelaskan pertumbuhan tersebut didorong oleh hampir seluruh lapangan usaha. Adapun, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang.

“Ada tiga sektor yang tumbuh tinggi, selain pengadaan pengadaan air, pertaniaan, kehutanan dan perikanan, dan jasa lainnya,” katanya di Manado, Senin (6/5/2019).

Dia mengatakan bahwa pengadaan air yang meningkat sampai dengan 12,27% secara tahunan didorong oleh peningkatan pengadaan di Bitung dan Minahasa yang tumbuh hampir 100%. Peningkatan tersebut, lanjutya, kemungkinan besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri.

Sementara itu, dia mengatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencapai 11,75% secara tahunan. Menurutnya, pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan produksi komoditas tertentu.

“Pertanian ini didorong oleh pertumbuhan signifikan di tanaman pangan, khususnya jagung dan beberapa komoditas hortikultura seperti buah-buahan, bawang dan sebagainya. Jagung peningkatan signifikan, sampai sekitar 85%,” tuturnya.

Pertumbuhan sektor pertanian tersebut juga mendorong pertumbuhan pada sektor perdagangan besar dan eceran yang tercatat tumbuh 8,13% secara tahunan. “Memang kalau pertanian tumbuh tinggi biasanya langsung berdampak ke perdagangan.”

Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi yang tumbuh 9,63%. Di sisi lain, pertambangan dan penggalian, dan konstruksi masing-masing tumbuh sebesar 9,31% dan 7,20%.

“Pertambagan tumbuh didorong oleh adanya pertambangan geotermal yang ada di Tomohan dan di Minahasa juga, milik PGE [Pertamina Geothermal Energy],” ucapnya.

Ateng menjelaskan, pada sisi pengeluaran, PDRB Sulut mengalami pertumbuhan pada beberapa komponen. Akan tetapi, komponen ekspor barang dan jasa justru mencatatkan penurunan 0,02% secara tahunan.

Menurutnya, penurunan tersebut disebabkan oleh harga komoditas produk kelapa dan turunannya yang menjadi tulang punggung ekspor Sulut. Sentimen negatif dari komoditas substitusi langsung seperti minyak bunga matahari, lanjutnya, masih memengaruhi permintaan pasar.

“Ekspor belum stabil, karena saingannya kan dua, dengan minyak sawit dan minyak bunga matahari, sawit saja bersaing dengan minyak bunga matahari, apalagi minyak kelapa,” katanya.

Dia mengatakan bahwa pemerintah provinsi perlu meninjau lebih jauh daftar negara tujuan ekspor produk kelapa dan turunannya. Pemerintah, lanjutnya, perlu memahami karakteristik kebutuhan rumah tangga di sana untuk mencari potensi ekspor alternatif.

Secara umum, menurutnya pertumbuhan ekonomi Sulut pada 3 bulan awal tahun ini diharapkan dapat terus berlanjut hingga akhir tahun. Terlebih, posisi pertumbuhan pada awal tahun ini lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama tahun-tahun sebelumnya.

Namun demikian, dia mengatakan Pemerintah Provinsi perlu berhati-hati untuk menjaga pertumbuhan tersebut. Dia menjelaskan, pada tahun lalu pertumbuhan yang tinggi pada kuartal pertama gagal dipertahankan, sehingga pertumbuhan ekonomi Sulut hanya mencapai 6,01% pada akhir tahun.

“Sekarang ini tinggal bagaimana dinas dan instansi mengawal optimisme yang ada. Menurut kami pertumbuhan pada kuartal pertama masih sangat mungkin berubah pada kuartal-kuartal selanjutnya, diharapkan industri bisa tumbuh dan memberikan dampak positif hingga akhir tahun,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper