Bisnis.com, MAKASSAR -- Industri pariwisata di timur Indonesia tampaknya makin menunjukkan daya tariknya. Salah satu negara yang kini merealisasikan ketertarikannya adalah Australia. Negeri Kangguru itu menjadi negara baru yang dibidik untuk berkontribusi dalam mengembangkan pariwisata di timur Indonesia.
Karenanya, Konsulat Jenderal Australia untuk Indonesia berupaya menjembatani pertemuan antara investor Australia dengan para praktisi pariwisata di timur Indonesia. Pertemuan itu didesain dalam bentuk forum diskusi bertajuk Australia-Eastern Indonesia Tourism Forum.
Konjen Australia untuk Indonesia, Richard Mathews memaparkan, Australia memang telah membangun sejumlah kerja sama dengan Indonesia termasuk di kawasan timur. Salah satunya yaitu pengembangan pariwisata. Ia menyebut, forum tersebut di nilai potensial meningkatkan kerja sama sektor pariwisata antara Australia dan Indonesia.
Baca Juga
"Utamanya di timur Indonesia, ini akan mendukung pembangunan ekonominya. Jadi di sini ada sekitar 42 praktisi pariwisata asal Indonesia yang mengikuti semacam hospitality training," jelas Richard di sela-sela Australia-Eastern Indonesia Tourism Forum di Hotel Four Points by Sheraton Makassar, Senin (4/3).
Richard mengatakan di kawasan timur Indonesia ada beragam destinasi pariwisata yang hingga saat ini masih membutuhkan perhatian khusus. Pemerintah bukannya tidak mampu, hanya saja untuk mengembangkan potensi itu juga membutuhkan sentuhan tangan pihak swasta.
Dalam dunia pariwisata, kawasan Timur Indonesia cukup menggiurkan dengan berbagai destinasi wisata yang dimiliki. Utamanya destinasi wisata pantai, yang notabene Indonesia bagian timur terdiri atas ribuan pulau yang tidak jauh dari pantai utara Australia.
"Melalui forum ini kami harap akan memperkuat hubungan antar-rakyat melalui pariwisata berkelanjutan, dan akan meningkatkan kesadaran di Australia tentang peluang investasi di Indonesia Timur," jelas Richard
Untuk mengawali kerja sama itu, Richard memboyong sejumlah investor untuk memberikan hospitality training kepada para praktisi pariwisata Indonesia. Dalam kesempatan itu, Australia juga diberi kesempatan untuk memamerkan sejumlah potensi yang dimiliki termasuk dari sektor perhotelan.
Menurut Richard, sektor perhotelan juga menjadi perwajahan bagi industri pariwisata. Yang mana jika tak disokong dengan pelayanan yang baik dari sisi perhotelan, maka nilai jual pariwisata di satu daerah tidak akan memiliki daya tarik dan akan ditinggalkan secara perlahan.
Olehnya itu, para praktisi pariwisata dari Indonesia Timur mendapat bimbingan khusus dari investor australia tentang bagaimana membangun sebuah destinasi berkelanjutan. Tak hanya itu, para praktisi pariwisata juga diajarkan untuk mengantongi cara paling efektif memasarkan destinasinya ke seluruh dunia.
"Di sini kami membawa serta Wali Kota Gold Coast untuk memaparkan apa saja pencapaian dari daerahnya. Kenapa kami memilih Gold Coast, sebab secara geografis wilayahnya hampir mirip dengan kawasan timur Indonesia dengan keindahan pantainya," papar Richard.
Wali Kota Gold Coast, Tom Tate menjelaskan, Gold Coast menjadi salah destinasi wisata favorit. Dikatakan Tate, salah satu faktor ramainya kunjungan wisatawan mancanegara ke kota yang dipimpinnya yakni karena faktor infrastruktur yang memadai.
Melalui forum ini, Pemerintah Kota Gold Coast bahkan akan mendorong adanya penerbangan langsung atau direct flight dari Makassar ke Gold Coast. Melihat antusiasme para praktisi pariwisata Indonesia Timur, Tate mengaku semakin optimistis untuk mendorong realisasi atas kerja sama ini.
"Makassar merupakan potensial city dan menjadi hub di timur Indonesia. Kunjungan wisatawan kita dari Indonesia tidaklah sedikit. Tentu saja dengan adanya program kerja sama ini akan saling menguntungkan kedua pihak," kata Tate.
Sementara itu, Asisten Deputi Investasi Pariwisata Kementerian Pariwisata RI, Henky Manurung mengungkapkan, optimisme pembukaan direct flight Makassar-Gold Coast itu bisa direalisasikan melihat kunjungan wisatawan asal Australia yang datang ke Indonesia tumbuh atraktif.
Kementerian Pariwisata RI mencatat pada 2018 lalu kunjungan wisman asal Australia mencapai 1,3 juta orang. Pada 2019 ini kunjungan wisman asal Australia diprediksi tumbuh hingga 10-12%. Henky mengaku optimistis akan teruwujudnya proyeksi tersebut.
"Tahun ini kita targetkan jumlah kunjungan sekitar 20 juta wisman, khusus Australia kita targetkan sekitar 1,5 juta orang. Apalagi adanya beragam event internasional yang digelar. Termasuk tourism forum ini," jelas Henky.
Selain mengandalkan destinasi, adanya event internasional dinilai juga mampu menjadi pemantik meningkatnya kunjungan wisman. Termasuk melalui Australia-Eatern Indonesia Tourism Forum, Henky menyatakan sekiranya akan mendongkrak hingga 20% industri pariwisata Indonesia.
Adanya event wisata dan pertemuan internasional akan memperkuat posisi penambahan jumlah wisman yang datang ke Indonesia. Henky berharap, ke depan Indonesia bisa didorong untuk menjadi tuan rumah dalam perhelatan event internasional.