Bisnis.com, MAKASSAR — Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menyatakan, status bendungan Bili-bili berangsur normal terhitung mulai pukul, 11.30 Wita, Kamis (24/1/3019).
Kepala BBWS Pompengan, Teuku Iskandar mengatakan, Tinggi Muka Air (TMA) bendungan Bili-bili mengalami penurunan elevasi +99.44 dengan volume air 269.59 meter kubik.
"Kita berharap curah hujan mulai membaik dengan begitu bendungan Bili-bili bisa tetap dengan status di bawah normal," jelas Iskandar.
Saat ini lanjut Iskandar, tinggi bukaan pintu juga mulai dikurangi menjadi 1,5 meter. Diketahui sebelumnya, pasca hujan deras yang mengguyur Kabupaten Gowa membuat debit air di bendungan Bili-bili terus meningkat.
Hal itu membuat kekhawatiran, apalagi BBWS Pompengan sempat mencatat elevasi tertinggi berada di angka +101.87, dengan volume tampungan 297.908 jt meter kubik .
"Itu terjadi pada 22 Januari lalu sekira pukul 18.00-20.00. Karenanya, kami mengambil langkah untuk membuka pintu bendungan agar tak mengakibatkan dampak yang lebih parah," terang Iskandar.
Untuk diketahui, pola operasi bendungan, telah ditetapkan empat tingkatan status bahaya yakni : 1. Status Normal ; TMA + 99.50 meter 2. Status Waspada ; TMA + 100 meter 3. Status Siaga ; TMA +101.60 meter dan 4. Status Awas ; TMA +103.00. meter.
Bendungan Bili-Bili sendiri merupakan bendungan. terbesar di Sulsel yang terletak di Kabupaten Gowa. Mulai dibangun sejak 1991 hingga tahun 1999. Bendungan dengan luas 40.428 hektare dan kapasitas tampung 375 juta m3 ini dibangun dengan biaya Rp780 miliar.
Bendungan Bili-bili dibangun untuk mengurangi risiko banjir di Kota Makassar dan sekitarnya akibat luapan air Sungai Jeneberang di bagian hilir. Bendungan ini juga menjadi sumber air untuk irigasi dan air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDM) Gowa dan Makassar.