Bisnis.com, MAKASSAR — Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki potensi sebagai salah satu daerah pemasok unit karbon terbesar di Indonesia melalui kawasan hutan mangrove yang dimilikinya untuk mendukung upaya pemerintah dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Hal ini ditopang oleh potensi 2,5 juta pohon mangrove yang dimiliki dan 142.000 lahan tambak yang bisa dimanfaatkan sebagai carbon trading. Selain itu beberapa perbukitan di Sulsel yang telah gundul akan coba dikonversi juga sebagai lahan perdagangan karbon potemsial.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) Darwisman mengatakan pihaknya telah menerbitkan Peraturan OJK No 14/2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon (POJK Bursa Karbon) yang merupakan bagian dari upaya OJK untuk mendukung Pemerintah melaksanakan program pengendalian perubahan iklim.
Baca Juga
Sulsel yang menjadi salah satu target potensial perdagangan karbon, akan segera di tindaklanjuti dan didorong regulasinya supaya tahap implementasi segera direalisasikan. "Kita bersama seluruh industri jasa keuangan bersinergi dengan pemeintah untuk mendorong itu. Regulasinya sudah ada nanti tinggal kita dorong," paparmya di Makassar. Senin (28/8/2023).
Sementara Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan wilayahnya begitu potenaial untuk dijadikan sentra perdagangan karbon di Indonesia. Saat ini di sepanjang pesisir wilayahnya bahkan masih memiliki 6.000 spot untuk ditanami 6.000 hektare mangrove.
Selain itu sebanyak 2,5 juta pohon mangrove yang telah ditanam ini pun bisa dimanfaatkan untuk dapat dikerjasamakan supaya meningkatkan pendapatan asli daerah Sulsel. "Selain semua potensi tadi, kami juga memiliki 2000 kilometer (km) lahan potensial lagi yang kini belum dimanfaatkan siapapun. Jadi bisa untuk peluang kita ke depan," paparnya.