Bisnis.com, MAKASSAR — Penerimaan kepabeanan dan cukai Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Januari 2023 sebesar Rp15,22 miliar atau berkontraksi 27,18 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp20,90 miliar. Penerimaan terbesar berasal dari bea masuk sebesar Rp9,39 miliar.
"Penerimaan Januari 2023 dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kebijakan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau, kenaikan harga dan volume komoditas ekspor berupa palm kemel shell, dan realisasi impor gula," ungkap Kepala Direktorat Jendral Perbendaharaan (DJPb) Sulsel Supendi di Makassar, Jumat (24/2/2023).
Dia merinci, penerimaan untuk cukai di Sulsel pada awal tahun ini sebesar Rp2,02 miliar, angkanya tumbuh 26,24 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp1,60 miliar.
Penerimaan untuk cukai dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama kebijakan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) 2023 sebesar 10 persen dan tren penerimaan cukai yang pada awal tahun melambat.
Bea keluar juga tercatat tumbuh 41,38 persen di angka Rp3,81 miliar pada Januari 2023, setelah sebelumnya di periode yang sama 2022 hanya tercatat mencapai Rp2,70 miliar. Konsistesi sumbangan bea keluar dari komoditas kakao dan palm kemel shell menjadi pengaruh pertumbuhannya.
Sementara untuk bea masuk pada Januari 2023 mengalami kontraksi sebesar Rp9,39 miliar atau berkontraksi 43,45 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp16,61 miliar.
Baca Juga
"Komoditas gula menjadi penyumbang utama di sektor bea masuk, namun demikian tergolong belum optimal pada awal tahun 2023 ini," papar Supendi.