Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini 4 Sektor yang Berperan Turunkan Kemiskinan di Sulsel

Hingga September 2019 lalu Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat, angka kemiskinan di Sulsel yakni sebesar 759,58 ribu jiwa.
Permukiman kumuh di bantaran anak Sungai/Antara-Feny Selly
Permukiman kumuh di bantaran anak Sungai/Antara-Feny Selly

Bisnis.com, MAKASSAR -- Sejak tiga tahun terakhir angka kemiskinan di Sulsel mengalami penurunan yang signifikan di bawah 9%.

Hingga September 2019 lalu Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat, angka kemiskinan di Sulsel yakni sebesar 759,58 ribu jiwa.

Angka tersebut menurun sebesar 20,56 ribu jiwa dengan persentase penduduk miskin di Sulsel yang juga menurun hingga 8,56%. Di mana tahun sebelumnya persentase penduduk miskin Sulsel mencapai 8,87%. 

Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah menerangkan penurunan angka kemiskinan di Sulsel sebab adanya empat sektor yang berperan.

Di antaranya, sektor pertanian denga kontribusi sebesar 3,19%, sektor perdagangan 8,03%, konstruksi 10,8%, dan sektor akomodasi dan transportasi sebesar 4,9%.

"Sektor-sektor tersebut mampu berperan sebab di dalamnya melibatkan masyarakat kelas menengah ke bawah. Sehingga mampu memperbaiki kondisi perekonomian mereka," kata Yos, Rabu (15/1/2010).

Ia menjelaskan, sektor tersebut juga menjadi faktor pendorong perekonomian Sulsel yang cenderung stabil sepanjang 2019. Di mana ekonomi Sulsel pada 2019 lalu mampu rerata  tumbuh di atas 7,2%.

Kendati terjadi penurunan angka kemiskinan di Sulsel, Yos menyebutkan masih tampak terlihat gep yang besar antara angka kemiskinan di daerah perkotaan dan daerah pedesaan.

Tercatat, di daerah perkotaan angka kemiskinan sebesar 4,22%. Sementara di daerah pedesaan angka kemiskinan mencapai 11,90%.

"Ini mungkin yang menjadi catatan penting bagi seluruh stakeholder terkait. Sebaiknya ada solusi agar bagaimana angka kemiskinan di pedesaan juga bisa ditekan," ungkap Yos.

Lebih lanjut Yos menjelaskan, untuk mengukur angka kemiskinan BPS menggunakan konsep kemampuan memenuji kebutuhan dasar atau basic needs approach. 

Dengan pendekatan tersebut, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar majanan dan bukan makanan dari sisi pengeluaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper