Bisnis.com, MAKASSAR - Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Pungky Purnomo Wibowo. Ia menyatakan, berdasarkan bonus demografi BI, kaum milenial berkontribusi sebesar 98% sebagai pengguna transaksi non tunai.
"Transaksi non tunai ini otomatis adalah yang menggunakan uang elektronik. Di mana para milenial memanfaatkan dompet digital melalui aplikasi dalam melakukan transaksi, utamanya saat berbelanja," kata Pungky di Makassar, Sabtu (11/1/2020).
Karenanya, untuk mendukung perubahan era digital, Bank Indonesia berupaya menghadirkan sistem pembayaran yang lebih praktis dan terkoneksi langsung dengan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), seperti OVO, LinkAja, DANA, GoPay, dan lainnya termasuk perbankan.
Sistem pembayaran tersebut diimplementasikan dalam bentuk QR Code Indonesia Standard (QRIS) yang sudah diluncurkan sejak 17 Agustus 2019 lalu. Dengan adanya QRIS, pembayaran non tunai dinilai akan lebih mudah tanpa harus bingung dengan banyaknya kode QR dan mesin EDC ketika masyarakat hendak melakukan transaksi di sebuah merchant.
Untuk memaksimalkan pengimplementasian QRIS tersebut, BI menggelar festival bertajuk Kawasan Timur Indonesia Digital Festival (KTI Digifest) 2020.
Makassar sebagai pintu gerbang perekonomian di KTI dipilih untuk menjadi tuan rumah dalam perhelatan event akbar tersebut. Festival yang dikemas dalam berbagai item ini mengajak masyarakat untuk lebih mengenal sistem pembayaran dengan menggunakan QRIS.
Sebelumnya, Kepala BI Sulsel Bambang Kusmiarso mengatakan festival tersebut sebagai langkah transformasi dalam mendorong perekonomian daerah dan digitalisasi keuangan. KTI Digifest 2020 yang digelar pada 11-12 Januari di Gedung CCC Makassar dikemas dalam bentuk bazar dan pameran yang menghadirkan puluhan UMKM dan komunitas.
"Melalui event ini kita akan semakin memperkenalkan pada masyarakat bahwa QRIS akan menjadi kanal transaksi pembayaran digital yang sudah bisa diimplementasikan," terang Bambang.(K36)