Bisnis.com, MAKASSAR – Sebagai platform nasional untuk pengembangan kakao, Cocoa Sustainability Partnership (CSP) terus berupaya untuk medorong peningkatan produksi kakao di Indonesia. Tak hanya dari sisi produksi, tetapi juga meningkatkan produktivitas petani kakao.
Di Sulsel sendiri CSP saat ini tengah berupaya mendorong pembangunan kebun induk kakao. Hal itu ditengarai karena Sulsel memiliki potensi yang besar untuk memproduksi kakao.
Direktur Eksekutif CSP, Wahyu Wibowo mengatakan, Sulsel memberikan kontribusi sebesar 60% untuk produksi kakao secara nasional. Karenanya jika sudah memiliki kebun induk, diprediksi produksi kakao Sulsel akan semakin meningkat.
"Sulsel itu sudah menang dari sisi luasan lahan. Tapi kalo itu hisa ditingkatkan dari sisi produksinya itu lebih bagus lagi untuk menyumbang total produksi nasional. Karena itu kami mendorong adanya kebun induk di Sulsel," ungkap Wahyu di Makassar, Selasa (11/12/2018).
Selain mengembangkan kebun induk, yang menjadi fokus CSP yaitu bagaimana petani bisa mendapatkan penghasilan yang tinggi dengan kualitas kakao yang baik. Termasuk mendapatkan akses pasar.
Kendala lain yang masih ditemui di lapangan yaitu sulitnya petani mendapatkan akses untuk pengadaan pupuk. Seperti diketahui, kakao tak memiliki pupuk khusus. Selama ini kata Wahyu, petani cenderung menggunakan pupuk tanaman pangan yang merupakan pupuk bersubsidi.
"Padahal itu sebenarnya tidak cocok untuk kakao. Ketika menggunakan pupuk itu, maka akan kerusakan struktur tanah di mana tanah tersebut akan mengandung banyak asam dan akhirnya rusak," jelas Wahyu.
Karenanya, CSP juga terus melajukan pendampingan kepada petani. Termasuk melakukan renovasi di sejumlah perkebunan. Kehadiran kebun induk kakao sendiri nantinya selain bisa memberi insentif harga ke petani, juga memberikan keuntungan tersendiri bagi pemerintah.