Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulsel Mempermudah Uji Sampel Hasil Perikanan untuk Ekspor

Aplikasi ini bisa lebih memudahkan bagi mereka yang ingin melakukan ekspor, khususnya di Sulsel.
Pekerja membersihkan dan memotong ikan tuna untuk diekspor./Antara-Irwansyah Putra
Pekerja membersihkan dan memotong ikan tuna untuk diekspor./Antara-Irwansyah Putra

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan meluncurkan layanan aplikasi inovasi sejuta ikan (e-Sejutaikan). Tujuannya untuk mempermudah eksportir di Sulsel jika ingin melakukan uji sampel mutu produk hasil perikanan dan kelautan.

Peluncuran layanan aplikasi ini dilakukan di Kantor UPT Badan Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (BPMPP) Makassar, Senin (3/1/2022).

Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, mengatakan hadirnya layanan ini akan sangat bermanfaat khususnya bagi para eksportir. Mereka yang ingin melakukan uji sampel produk perikanan dan kelautan, pengambilan sampelnya bisa melalui telepon saja untuk minta dijemput.

Apalagi khusus di Makassar, pengambilan sampelnya tidak ada ongkos penjemputan. Sehingga aplikasi ini bisa lebih memudahkan bagi mereka yang ingin melakukan ekspor, khususnya di Sulsel.

"Hadirnya layanan inovasi ini sangat bermanfaat khususnya eksportir yang ingin melakukan uji sampel produk perikanan. Sudah bisa online, pengambilan sampel bisa ditelpon untuk minta dijemput. Dan (khusus wilayah di Makassar) tidak ada biaya untuk penjemputan. Dan sertifikat hasil pengujian bisa dicetak sendiri," ungkapnya.

Menurutnya, hadirnya layanan ini akan memutus rantai yang sifatnya konvensional. Jika sebelumnya para eksportir harus menjemput atau mengantarkan sertifikatnya sendiri, sekarang tinggal mengunduh dengan barcode yang ada.

"Sertifikatnya kan juga bisa di print. Jadi ini lebih memudahkan dan mengurangi mobilitas," kata Andi Sudirman.

Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Sulkaf S. Latief menyampaikan bahwa sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor yang cepat dalam recovery.

"Target PAD (DKP) kita Rp 2,5 Miliar. Akhir Desember (2021) realisasi PAD mencapai Rp2,7 miliar atau 109 persen. Jika dibandingkan tahun lalu, PAD Rp 2,2 Miliar. Jadi sektor ini potensial," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper