Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upaya Pemerataan Energi dan Pemanfaatan BBM Berkualitas di Sulawesi

Program yang dicanangkan sejak 2017 itu sudah menjangkau 31 titik pelosok di regional Sulawesi dengan karakteristik aksesibilitas kepulauan maupun pegunungan.
Tetesan sisa pengisian BBM./Reuters-Yves Herman
Tetesan sisa pengisian BBM./Reuters-Yves Herman

Bisnis.com, MAKASSAR - Program BBM satu harga di wilayah Sulawesi dipastikan terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya guna memperluas jangkauan pemerataan energi hingga ke pelosok.

Sejauh ini, program yang dicanangkan sejak 2017 itu sudah menjangkau 31 titik pelosok di regional Sulawesi dengan karakteristik aksesibilitas kepulauan maupun pegunungan.

Agus Dwi Djatmoko, Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, mengemukakan program BBM satu harga itu diestimasi bisa menjadi katalisator dalam menggairahkan perekonomian pelosok melalui sokongan pada sisi mobilitas penduduk.

"Perluasan titik penyaluran BBM satu harga di Sulawesi ini akan terus berlanjut secara bertahap tentu saja, sehingga semua bisa merasakan manfaat BBM berkualitas dan tidak ada lagi disparitas harga antara perkotaan dengan pelosok," tuturnya dalam suatu kesempatan di Makassar, Kamis (9/12/2021).

Kendati demikian, Agus mengakui jika eksekusi BBM satu harga bukan perkara yang mudah dilakukan lantaran kondisi geografis di Sulawesi yang relatif kompleks dengan infrastruktur yang relatif sangat terbatas.

Menurut dia, pada sebagian besar titik pelaksanaan BBM satu harga membutuhkan upaya ekstra dengan mengkombinasikan beberapa moda transportasi agar penyaluran bahan bakar bisa sampai ke daerah sasaran.

"Itu belum lagi jika harus menghadapi kondisi tidak terduga, cuaca misalnya yang juga sangat berpengaruh ke kelancaran kegiatan distribusi, dan masih ada hal lainnya yang bersifat non teknis menjadi tantangan kita," urai Agus.

Kemudian pada sisi biaya operasional, dia tidak menampik jika beban biaya yang musti dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan dengan pendapatan penjualan pada program BBM satu harga. Namun, Agus memastikan hal tersebut bukan termasuk hal krusial karena bisa disubtitusi dengan kinerja reguler perseroan.

Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, pemerataan akses energi yang berkeadilan melalui program BBM satu harga akan terus dilakukan secara berkelanjutan di regional Sulawesi agar bisa memberikan efek berganda terhadap denyut ekonomi daerah pelosok.

Pada perkembangan lain, Patra Niaga Regional Sulawesi juga terus melakukan upaya massif perihal pemanfaatan bahan bakar berkualitas guna menciptakan ekosistem ramah lingkungan.

Menurut Laode Syarifuddin Mursali, Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, pengguna kendaraan di Sulawesi secara perlahan sudah banyak yang mulai melakukan migrasi bahan bakar ke segmen BBM berkualitas.

Itu terkonfirmasi dengan komposisi BBM gasoline varian Pertalite berkadar RON 90 pada sebagian besar daerah di Sulawesi telah berada pada posisi mendominasi. Padahal pada sebelumnya, hegemoni gasoline jenis Premium (RON 88) seolah tidak tergoyahkan lantaran harganya paling murah dibandingkan varian gasoline lainnya yang disediakan Pertamina.

"Secara prinsip, apa yang kami upayakan ini orientasinya agar pemanfaatan energi bisa simultan dengan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Yang mana, penggunaan BBM berkualitas jadi salah satu instrumen untuk mewujudkan hal tersebut," urainya.

Sementara itu, akademisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Isran Ramli mengatakan transisi energi menjadi aspek fundamental terhadap sistem transportasi yang adaptif terhadap teknologi dan ramah lingkungan. Menurut pria yang memiliki kepakaran pada bidang transortasi ini, akses energi termasuk bahan bakar ramah lingkungan juga menjadi sisi yang tidak kalah penting agar sektor berperan penting menekan emisi karbon.

"Isu lingkungan, emisi karbon sangat beririsan dengan transportasi. Tetapi kita ada sebuah optimisme bahwa sektor ini [transportasi] berandil besar terhadap isu emisi karbon. Transisi energi hingga penyediaan bahan bakar fosil yang ramah lingkungan bisa mewujudkan hal tersebut," tuturnya.

Dia menjelaskan, penggunaan bahan bakar berbasis fosil memang tidak bisa dipisahkan dalam sistem transportasi, namun bukan berarti upaya untuk mengurangi emisi karbon lantas terdilusi. Penyediaan akses energi yang ramah lingkungan melalui varian bahan bakar berkualitas tanpa timbal menjadi kanal yang musti dioptimalkan oleh seluruh pihak agar berkontribusi bersama perihal keberlanjutan lingkungan melalui transportasi.

"Saya juga berpandangan, Pertamina salahsatuny sudah berada pada jalur itu untuk menekan emisi karbon yang dihasilkan moda-moda transportasi. Kita sisa diperhadapkan pada kondisi daya beli masyarakat yang memang beragam serta edukasi yang belum inklusif, agar nantinya BBM tanpa timbal bisa menjadi pilihan utama dalam keseharian," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper