Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Padi Sulsel Meningkat 41 Persen

Ada kekhawatir jika petani menjadi was-was hasil panennya tidak terserap ke pembeli ataupun Bulog.
Ilustrasi./Antara-Jojon
Ilustrasi./Antara-Jojon

Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat produksi padi pada periode Januari-April 2021 mengalami peningkatan. Pada Januari-April 2021 produksi padi mencapai 1.669.308 ton gabah kering giling (GKG). Jika dikonversikan menjadi beras, total produksi beras mencapai 952.975 ton.

Jumlah tersebut meningkat 41 persen jika dibandingkan dengan periode Januari-April 2020 (yoy) dengan produksi padi sebesar 1.182.712 ton atau dalam konversi beras, produksi mencapai 675.187 ton.

"Kondisi beras di Sulsel saat ini masih surplus. Gudang dan penggilingan Bulog dilaporkan juga mulai penuh. Kami khawatir jika petani menjadi was-was hasil panennya tidak terserap ke pembeli ataupun Bulog," ungkap Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Senin (26/7/2021).

Apalagi pada Agustus mendatang, wilayah Sulsel akan memasuki masa panen. Sudirman menyatakan siap memaksimalkan serapan beras petani dengan tetap berkoordinasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Usulan terkait bantuan dalam proses distribusi juga telah diajukan, baik melalui program sembako oleh Bulog, atau melalui program beras bansos bagi masyarakat terdampak Covid-19.

"Bisa juga agar Bulog memaksimalkan distribusi beras kirim keluar provinsi. Alhamdulillah, Pak Menko sudah minta tim dari kementerian untuk menindaklanjuti," ungkapnya.

Merujuk data Bulog Divisi Regional (Divre) Sulawesi Selatan dan Barat, hingga Juni 2021 serapan hasil panen gabah petani mencapai 224.563 ton atau 74,11 persen dari target yang ditetapkan untuk tahun ini.

Kepala Bulog Divre Sulselbar Eko Pranoto mengatakan, untuk tahun ini target serapan gabah petani yakni sebanyak 303.000 ton (setara beras). Penyerapan gabah petani masih akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2021.

"Bulog akan terus memaksimalkan serapan beras petani yang belum terserap. Kendalanya memang pada tempat penampungan yang sudah penuh terisi stok beras. Tapi kita akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat," jelas Eko. (k36)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper