Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemda Didesak Keluarkan Kebijakan Jaga Kualitas Udara Kota

Itu dimaksudkan agar kualitas udara perkotaan tetap terjaga, lantaran saat ini banyak terkontaminasi emisi gas buang kendaraan karena penggunaan bahan bakar dengan kandungan timbal tinggi.
Kualitas Udara Perkotaan / IST
Kualitas Udara Perkotaan / IST

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah diminta agar lebih agresif mendorong peningkatan literasi masyarakat terkait pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan dalam mobilitas keseharian perkotaan.

Itu dimaksudkan agar kualitas udara perkotaan tetap terjaga, lantaran saat ini banyak terkontaminasi emisi gas buang kendaraan karena penggunaan bahan bakar dengan kandungan timbal tinggi.

Akademisi Universitas Hasanuddin Mursalin Nohong mengatakan intervensi pemerintah, khususnya level pemerintah daerah menjadi sangat penting untuk mengubah pola konsumsi masyarakat yang saat ini masih banyak menggunakan BBM dengan kandungan oktan rendah penyebab emisi gas buang tidak ramah lingkungan.

"Karena sebenarnya BBM ramah lingkungan ini sudah lama tersedia, tetapi masih sangat sulit menjadi pilihan utama masyarakat. Alasannya tentu saja harga dan dianggap mahal. Padahal ada banyak varian BBM ramah lingkungan dengan selisih harga yang tidak signifikan, ini yang mesti terus diedukasi dan butuh intervensi konkrit dari pemerintah," paparnya, Selasa (15/6/2021).

Menurut Mursalim, pola pikir masyarakat yang menganggap mahal varian BBM ramah lingkungan menjadi persoalan krusial yang harus terus diedukasi secara berkelanjutan.

"Jadi, itu yang tertanam di kepala masyarakat. Cenderung mencari harga yang lebih murah tanpa memikirkan efek ke lingkungan," ungkapnya.

Dia menerangkan, yang mesti dilakukan pemerintah saat ini adalah memperkuat sosialisasi akan penggunaan BBM berkualitas. Terutama manfaat yang bisa dirasakan, apalagi BBM ramah lingkungan agar bisa ikut mereduksi konsumsi gasoline oktan 88 atau Premium.

Di sisi lain, kata Mursalim, jika penggunaan BBM berkualitas ingin dimaksimalkan khususnya di perkotaan, maka pemerintah daerah diminta tegas menerbitkan sebuah aturan sebagai pemantik agar penggunaan produk BBM berklasifikasi ramah lingkungan bisa menjadi pilihan utama.

"Ini juga kan karena minimnya product knowledge atau pengetahuan masyarakat terkait produk tersebut. Jadi, pemerintah memang harus ikuf aktif dalam edukasi. Karena ini sifatnya jangka panjang san demi kualitas lingkungan," jelas Mursalim.

Mursalim juga menyebut, keseriusan itu bisa dilakukan dengan memberi subsidi terbatas untuk untuk BBM ramah lingkungan kepada segmen tertentu, kemudian mewajibkan secara tegas agar seluruh ASN beralih ke perilaku yang ramah lingkungan.

"Jika sudah ada kebijakan yang mengatur, pasti akan berjalan efektif," kata dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas ini.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulsel, Muhammad Al Amien mengatakan penggunaan BBM ramah lingkungan, seharusnya bisa menjadi sebuah gaya hidup di tengah penurunan kualitas udara yang terus terjadi.

"Untuk saat ini, memang kondisi udara kita masih dalam ambang yang kondusif, tetapi jika tidak dibarengi dengan pola aktivitas maupun mobilitas yang ramah lingkungan, maka akan jadi persoalan di kemudian hari, terutama pada sisi kualitas udara," katanya.

Beruntungnya, gaya hidup ramah lingkungan sudah banyak diadopsi oleh berbagai kalangan, terutama segmen milenial yang sudah mulai paham bahwasanya menjaga kualitas lingkungan bisa pula melalui penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.

Pada titik tersebut, lanjut dia, pemanfaatan bahan bakar berkualitas menjadi salah satu instrumen yang bisa dimanfaatkan oleh siapapun dalam memberikan kontribusi nyata untuk ikut menjaga lingkungan, menekan penurunan kualitas udara demi keberlangsungan lingkungan yang sehat.

"Memang sudah saatnya kita meninggalkan bahan bakar yang hanya mengakubatkan emisi karbon, dan juga pihak terkait atau pemerintah musti lebih banyak menyediakan bahan bakar yang 'hijau' dan bisa terjangkau oleh semua kalangan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper