Bisnis.com, MAKASSAR - Sulawesi Selatan pada Agustus 2020 tercatat mengalami deflasi sebesar 0,10 persen. Badan Pusat statistik (BPS) Sulsel mencatat kelompok penyumbang terbesar yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,84 persen.
Berdasarkan pemantauan IHK Gabungan di Sulsel yang meliputi 5 daerah yakni Kota Makassar, Kota Parepare, Kota Palopo, Kabupaten Bulukumba, dan Kabupaten Bone. Kelima daerah tersebut tercatatmenhalamo deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Parepare 0,24 persen dan terendah di Bulukumba sebesar 0,04 persen.
"Selain kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar juga berkontribusi terhadap deflasi Sulsel sebesar 0,02 persen," ungkap Yos, Selasa (1/9/2020).
Sementara itu, terdapat 10 komoditas yang mengalami penurunan harga pada periode tersebut. Di antaranya daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, tarif angkutan udara, sayur kangkung, cabe rawit, tomat, gula pasir, dan biaya perguruan tinggi.
Yos menyatakan, kondisi ini menjadi pertanda akan membaiknya pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Diharapkan, pada bulan-bulan selanjutnya, kondisi ini akan tetap bertahan atau lebih baik.
"Tahun ini, Sulsel tercatat sudah mengalami deflasi sebanyak 3 kali. Pertama pada Maret, lalu pada Juli, kemudian pada Agustus lalu," sebut Yos.
Di sisi lain, BPS juga mencatat terjadinya kenaikan harga pada sejumlah komoditas pada periode Agustus 2020. Di antaranya, emas perhiasan, cabe merah, telur ayam ras, jeruk nipis, tarif kendaraan roda dua online, rokok kretek, shampo, biaya sekolah dasar, dan biaya SMP.
Baca Juga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
