Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rincian Kerugian Akibat Banjir Bandang Luwu Utara

Banjir bandang Luwu Utara telah merusak 219 hektare lahan pertanian dan 241 hektare lahan perkebunan. Selain itu, juga merusak 61 unit usaha mikro, dan usaha perbengkelan sebanyak empat unit.
Warga membawa barang yang masih bias diselematkan pasca banjir bandang yang disertai material lumpur dan tanah di Kabupaten Luwu Utara, Rabu (22/7/2020). Hingga hari ke delapan alat berat dan warga masih terus membersihkan rumah dan jalan yang tertutup lumpur dan tanah. Bisnis/Paulus Tandi Bone
Warga membawa barang yang masih bias diselematkan pasca banjir bandang yang disertai material lumpur dan tanah di Kabupaten Luwu Utara, Rabu (22/7/2020). Hingga hari ke delapan alat berat dan warga masih terus membersihkan rumah dan jalan yang tertutup lumpur dan tanah. Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR -- Banjir bandang di Luwu Utara juga mengakibatkan banyaknya kerugian material. Mulai dari infrastruktur, lahan pertanian, perkebunan hingga usaha mikro.

Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani merincikan banjir bandang tersebut telah merusak 219 hektare lahan pertanian dan 241 hektare lahan perkebunan. Selain itu, juga merusak 61 unit usaha mikro, dan usaha perbengkelan sebanyak empat unit.

"Ada juga kerusakan pada fasilitas pendidikan sebanyak sembilan unit, rumah warga 4.202 unit, fasilitas ibadah baik masjid, maupun gereja sebanyak 13 unit, fasilitas kesehatan tiga unit, kantor pemerintah delapan unit, dan pasar tradisional satu unit," beber Indah, Rabu (22/7/2020)

Kerusakan juga terjadi pada jalan sepanjang 12,8 kilometer, jembatan delapan unit, fasilitas umum yakni ruang terbuka hijau atau RTH sebanyak dua unit, jaringan air bersih sepanjang 100 meter, irigasi dua unit, kantor perbankan dua unit, rumah jabatan dua unit dan bandara satu unit.

Hingga saat ini, nominal kerugian belum mampu ditaksir, sebab masih dalam tahap perhitungan. Termasuk pada kerusakan infrastruktur. Indah mengatakan, pihaknya masih melakukan konsolidasi data terkait jumlah kerugian akibat banjir bandang yang terjadi pada 13 Juli 2020 lalu.

"Saat ini kami masih fokus pada penanganan tanggap darurat yang masih terkendala beberapa hal. Misalnya, pada pengerjaan jalan nasional masih terkendala hujan sehingga menganggu mobilitas di lapangan," jelas Indah.

Indah menjelaskan, pembenahan jalan nasional harus menjadi fokus utama mengingat jalan tersebut adalah jalur transportasi utama yang menghubungkan Sulsel dengan daerah lainnya seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Utamanya dalam pengangkutan logistik.

Kendala lain juga dihadapi dalam penanganan sungai di daerah tersebut. Misalnya saja untuk sungai Masamba, elevasi sungai lebih tinggi dari elevasi jalan. Sehingga perlu menemukan cara untuk mengalirkan airnya terlebih dahulu ke drainase-drainase yang ada.

"Untuk pembersihan rumah warga belum dulu, kita kerja secara bertahap dan yang menjadi prioritas," kata Indah. (k36)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper