Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulteng Hadapi Ancaman Bencana Akibat 264.874 Ha Lahan Kritis

Kepala Dinas Kehutanan Sulawesi Tengah (Sulteng), Nahardi mengungkapkan ada seluas 264.874 hektare lahan di provinsi itu yang saat ini dalam kondisi kritis.
Kerusakan hutan./Antara
Kerusakan hutan./Antara

Bisnis.com, PALU - Kepala Dinas Kehutanan Sulawesi Tengah (Sulteng), Nahardi mengungkapkan ada seluas 264.874 hektare lahan di provinsi itu yang saat ini dalam kondisi kritis.

"Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungn Hidup dan Kehutanan Nomor sk.306/menlhk/pdashl/das.0/7/2018 tercatat seluas 264.874 ha lahan baik di dalam maupun di luar kawasan hutan di Sulteng kritis," katanya dalam kegiatan Peringatan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) tingkat Sulteng, di kawasan Wisata Paralayang, Dusun Salena, Kelurahan Buluri, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Sabtu (31/11/2019).

Ia menyatakan kondisi lahan-lahan yang kritis itu sangat berpengaruh terhadap daya dukung daerah aliran sungai (DAS) dan ancaman bencana hidrometerologi di masa yang akan datang jika tidak secepatnya diatasi.

"Kita harus bertindak bersama-sama dan secara berkelanjutan mengurangi luasan lahan kritis dengan aksi konkret di antaranya melakukan penanaman pohon," imbaunya.

Olehnya, dalam mendukung upaya tersebut, Pemprov Sulteng, lanjutnya sepanjang tahun 2019 sudah merehabilitasi 2.808 ha lahan hutan yang tersebar di sejumlah daerah melalui sekma hutan rakyat, reboisasi, agroforestry, pemulihan lahan rawan bencana di luar maupun di dalam kawasan hutan.

Wakil Gubernur Sulteng, Rusli Dg Palabbi dalam kegiatan yang dirangkaikan penananaman 550 bibit pohon dengan berbagai jenis tersebut menyatakan gerakan seperti itu bertujuan meningkatkan kesadaran seluruh pihak dalam untuk hutan dan lahan untuk menyelamatkan sumberdaya air, produktivitas lahan, perubahan iklim dan pencegahan bencana hidrometeorologi.

"GNPDAS merupakan pengembangan atas agenda tahunan penanaman pohon pada kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dengan perspektif yang lebih luas yaitu pemulihan lahan kritis di hulu DAS," terangnya.

Langkah itu, sambungnya, selaras dengan arahan Presiden RI Joko Widodo bahwa penanganan lahan kritis harus dilakukan secara komprehensif dengan prinsip keterpaduan pekerjaan penanaman, sipil teknis dan teknik pembibitan serta mengaktifkan semua unsur/elemen dengan melibatkan masyarakat.

Ia menjelaskan penanganan wilayah kritis harus menghasilkan perubahan, membangun kesempatan kerja dan mengatasi kemiskinan selain mengatasi permasalahan lingkungan.

"Mari kita bersama-sama mengsingkronkan dan memparalelkan program pusat untuk daerah ini agar bisa memberikan efek yang luar biasa dalam perekonomian masyarakat kita," ajaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper