Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale Indonesia Operasikan Boiler Listrik Berbasis Energi Terbarukan

Perusahaan pengolahan nikel, PT Vale Indonesia Tbk, berupaya meningkatkan kinerja lingkungan dengan mengoperasikan boiler listrik berbasis energi terbarukan.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, MAKASSAR – Perusahaan pengolahan nikel, PT Vale Indonesia Tbk, berupaya meningkatkan kinerja lingkungan dengan mengoperasikan boiler listrik berbasis energi terbarukan di pabrik Sorowako, Kabupaten Luwu Timur.

Investasi proyek pembangunan boiler listrik itu dialokasikan US$3,9 juta. Nantinya fungsi boiler tersebut merupakan alat untuk menghasilkan uap air, yang akan digunakan untuk pemanasan atau tenaga gerak.

Senior Manager Communications PT Vale Indonesia, Bayu Aji, memaparkan boiler dengan energi terbarukan itu mulai dipasang sejak akhir Mei 2019 silam.

"Boiler baru ini mendapat suplai listrik dari PLTA kami. Sehingga bisa dikatakan nol emisi. Sedangkan pada model sebelumnya menggunakan bahan bakar high sulfur fuel oil atau HFSO," ungkap Bayu Aji, Jumat (2/8/2019)

Bayu mengatakan boiler merupakan salah satu komponen penting untuk memproduksi nikel milik Vale. Uap yang dihasilkan alat tersebut berguna untuk memproses atomisasi di burner rotary dryer dan reduction kiln.

Secara rinci, Bayu menjelaskan cara kerja boiler, di mana alat tersebut memanaskan sulfur yang digunakan pada proses reduction kiln, dan berfungsi untuk memanaskan pipa bahan bakar. Selain ramah lingkungan, boiler juga dinilai lebih efisien dan efektif, dengan mampu memproduksi uap dalam tempo hanya 10 menit dari kondisi warm.

"Berbeda boiler model sebelumnya, perlu beberapa jam. Di sisi lain, biaya operasional boiler baru ini lebih ekonomis 33 kali dibanding model sebelumnya, atau dapat menghemat sekitar 5 juta dolar AS per tahun," ungkap Bayu.

Adapun, kapasitas produksi uap boiler dengan nama brand Precision Boiler buatan Amerika ini sebesar 31 ton per jam, tetapi untuk kebutuhan saat ini hanya di-set 11 ton per jam, dengan power yang dibutuhkan sebesar 8 megawatt.

Bayu menyebut, teknologi ini pertama kali digunakan di Indonesia. Pengoperasiannya telah mendapat persetujuan dari pemerintah melalui Disnakertrans Sulsel. (K36)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler