Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Pariwisata, Bitung Bidik Pertumbuhan Ekonomi 10%

Dengan memacu sektor pariwisata, pertumbuhan ekonomi Bitung dalam jangka panjang ditargetkan mampu mencapai 10% per tahun.
Selat Lembeh di Bitung, Sulawesi Utara./Antara
Selat Lembeh di Bitung, Sulawesi Utara./Antara

Bisnis.com, BITUNG – Dengan memacu sektor pariwisata, pertumbuhan ekonomi Bitung, Sulawesi Utara, dalam jangka panjang ditargetkan mampu mencapai 10% per tahun.

Perkembangan bidang turisme juga dapat memperluas sumber pendapatan daerah yang sebelumnya mengandalkan industri perikanan dan olahan.

Pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bitung mengalami tren meningkat sejak 2015. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2012, 2013, dan 2014, PDRB Bitung masing-masing sebesar 6,45%, 6,66%, dan 6,39%.

Namun, pada 2015 PDRB anjlok ke posisi 3,56%. Perlahan tapi pasti, PDRB meningkat kembali menuju 5,22% pada 2016, 6,19% pada 2017, dan 6,7% pada 2018.

Pada 2017, PDRB Bitung mencapai Rp14,08 triliun. Lapangan usaha yang berkontribusi paling besar ialah industri dan pengolahan sejumlah 33,63%, pertanian, kehutanan, perikanan 19,66%, serta transporasi dan pergudangan sebesar 14,67%.

Wali Kota Bitung Maximilian Jonas Lomban menyampaikan, sektor pariwisata akan menjadi motor perekonomian utama ke depannya, sehingga PDRB Bitung dapat mencapai 10%.

Dalam kondisi tersebut, kontribusi bidang turisme akan setara dengan sumbangan dua sektor sektor utama, yakni industri dan pengolahan, serta perikanan, pertanian, dan kehutanan.

“Bayangkan bila pariwisata maju, pertumbuhan ekonomi kita mencapai 10%. Kita tidak lagi ketergantungan pada industri dan perikanan yang menyumbang sekitar 50% PDRB,” ujarnya kepada Bisnis.com.

Anjloknya PDRB pada 2015 disebabkan kemunduran industri perikanan yang kekurangan bahan baku. Hal ini merupakan imbas kebijakan transshipment yang tidak memperbolehkan transfer ikan di laut.

Padahal, pelaut di Bitung terbiasa dengan sistem kapal tangkap dan kapal tampung. Spesifikasi penggunaan kapal juga tidak bisa diubah begitu saja. Oleh karena itu, pabrik pengalengan ikan ekspor melesu.

Selain itu, proses perizinan kapal besar untuk melaut bisa mencapai 3 hingga 4 bulan. Alhasil, dua dari tujuh perusahaan perikanan harus gulung tikar. Utilisasi pabrik yang masih berjalan pun hanya 15%.

Satu perusahaan yang bisa mempekerjakan hingga 1.000 orang, turun menjadi hanya 100-200 orang. Dengan kondisi yang terimpit, pemerintah mengubah strategi dengan mengedepankan pariwisata sebagai motor utama perekonomian.

Dalam pengembangannya, pemerintah kota mencanangkan 5 Pesona Bitung, yakni pesona bahari; flora; fauna; industri; serta sejarah, budaya, dan religi. Kelima konsep ini menjadi fokus pengembangan berdasarkan potensi kota.

Sekretaris Daerah Kota Bitung Audy Pangemanan menyampaikan potensi alami Bitung terbilang lengkap dengan adanya laut, teluk, sungai, selat, pantai, gunung, dan hutan. Selain itu, kebudayaan, sejarah, dan kegiatan ekonomi masyarakat juga menjadi hal yang menarik untuk dieksplorasi.

Dengan luasan yang kecil, tetapi banyak potensi pesona di dalamnya, pengembangan pariwisata Bitung akan mengarah kepada konsep integrasi. Sebagai contoh, pelancong yang selama ini suka menyelam di Selat Lembeh juga diarahkan untuk menikmati lokasi wisata lainnya.

“Bitung punya 5 Pesona yang bisa dieksplorasi secara bersamaan, terintegrasi dalam satu kawasan. Ini menjadikan Bitung sebagai kota pariwisata,” tuturnya.

Lokasi Bitung juga terbilang strategis dan mudah untuk dijangkau, karena berjarak sekitar 45 km dari ibu kota Sulawesi Utara, Manado, atau 1 jam perjalanan darat. Selain itu, Bitung termasuk sebagai kota yang bersih.

Hal itu dibuktikan dengan raihan piala Adipura sebanyak 13 kali dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Bahkan, 12 penghargaan di antaranya didapatkan secara berturut-turut sejak 2006 – 2017.

Sejatinya Bitung telah memiliki modal yang kuat untuk mendorong sektor pariwisatanya. Apalagi, masyarakat mendukung upaya tersebut agar meningkatkan perekonomian setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler