Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Salurkan €18 Juta Selama Tanggap Darurat Bencana Sulteng

Pemerintah dan masyarakat Uni Eropa (UE) sudah menyalurkan bantuan senilai 18 juta Euro atau sekitar 22 juta Dolar Amerika Serikat selama masa tanggap darurat penanganan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah.
Helikopter melakukan water-bombing berisikan cairan desinfektan untuk membunuh bakteri diwilayah Likuifaksi di wilayah Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (18/10/2018). Foto: BNPB
Helikopter melakukan water-bombing berisikan cairan desinfektan untuk membunuh bakteri diwilayah Likuifaksi di wilayah Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (18/10/2018). Foto: BNPB

Bisnis.com, PALU – Pemerintah dan masyarakat Uni Eropa(UE) sudah menyalurkan bantuan senilai 18 juta Euro atau sekitar 22 juta Dolar Amerika Serikat selama masa tanggap darurat penanganan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah.

"Kami sangat sedih dengan bencana alam ini, karena itu masyarakat UE berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan bantuan sesuai dengan permintaan Pemerintah Republik Indonesia," kata Dubes Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunai Darrusalam, Vincent Guerend kepada wartawan di Posko Tanggap Darurat Bencana Palang Merah Indonesia (PMI) di Palu, Jumat (19/10/2018).

Dalam kunjungan tersebut, Vincent Guerend didampingi tujuh dubes negara-negara Eropa yakni dari Prancis, Inggris, Jerman, Denmark, Spanyol, Austria dan Slovakia serta sejumlah anggota tim European Civil Protection.

Menurut dia, ada tiga jenis bantuan untuk para korban bencana alam ini yang menjadi perhatian masyarakat UE yakni tenda-tenda untuk pengungsi dan sekolah darurat, tempat-tempat hunian sementara serta penyediaan air bersih.

Bantuan-bantuan tersebut, katanya, disalurkan sesuai dengan permintaan pemerintah Indonesia dan kebutuhan mendesak para korban, terutama yang berada di tempat-tempat pengungsian sementara.

Ke depan, kata Guerend, pemerintah dan masyarakat UE akan terus memberikan perhatian dan bantuan ke Sulawesi Tengah.

Karena itu, dalam kunjungan ini, Guerend dan para Dubes Negara-negara Eropa ini juga sudah menemui sejumlah pejabat terkait seperti Gubernur Sulawesi Tengah, Ketua Bappeda, Kepala BNPB dan pimpinan TNI untuk mengetahui program apa yang akan dilakukan ke depan, di mana masyarakat Eropa bisa terlibat memberikan bantuan.

"Kami selalu siap untuk membantu," kata Guerend yang mengaku sangat sedih atas musibah yang mengakibatkan kerusakan besar sarana dan prasarana serta korban jiwa yang banyak di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong.

Bencana ini, katanya, cukup menyedihkan karena meliputi tiga hal sekaligus yakni gempa bumi, tsunami dan pencairan tanah (likuifaksi) yang berdampak pada timbulnya korban jiwa yang sangat tinggi serta kerusakan sarana dan prasarana yang sangat besar.

Karena itu, untuk mengetahui lebih banyak dan mengerti lebih baik tentang kondisi masyarakat dan dampak bencana yang timbul, kata Guerend lagi, pihaknya berkunjung ke Kota Palu dan sekitarnya selama dua hari.

"Kami ingin melihat kondisi aset pemerintah dan masyarakat yang rusak, bagaimana pengerahan tim dan mekanisme untuk melindungi masyarakat, serta bagaimana tim mengelola bantuan-bantuan yang diterima dari berbagai pihak," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Arifin Muhadi melaporjkan berbagai kegiatan penanggulangan bencana dan pemberian bantuan yang sudah dilaksanakan PMI seperti pendirian tenda-tenda darurat, pelayanan kesehatan bergerak dengan mobil dan helikopter, pelayanan air bersih serta pencarian korban yang hilang.

Setelah meninjau Posko Bencana PMI, para Dubes menggelar pertemuan dengan PMI Pusat yang dipimpin Arifin Muhadi selama sekitar satu jam.

Dalam pertemuan tersebut, para dubes mendalami berbagai hal terkait bencana ini, khususnya untuk memberikan perlindungan kepada korban yang selamat dan masih berada di tempat-tempat penampungan sementara.

Menurut Arifin, bencana alam yang melanda Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong pada 28 September 2018 ini menyebabkan 2.104 orang meninggal dunia, 5.000-an orang hilang, 4.600 luka-luka, 149.000 orang mengungsi baik di sekitar lokasi bencana maupun ke berbagai kabupaten/kota di Sulteng dan Indonesia.

Sedangkan bangunan dan rumah yang rusak mencapai 67.310 buah, belum termasuk gedung-gedung sekolah yang hancur sebanyak 2.736 unit.

PMI sendiri telah menyalurkan berbagai bantuan seperti puluhan tenda darurat, ribuan matras untuk tempat tidur, selimut, peralatan kesehatan, peralatan rumah tangga, perlenmgkapan bayi, serta mengoperasikan tiga heliokopter, 17 truk dan 15 ambulans untuk pencarian dan penyelamatan korban serta pelayanan kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper