Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Izin Impor Barang Campuran Diharap Bisa Melalui Pelabuhan Bitung

Pemerintah Sulawesi Utara berharap pelabuhan Bitung diizinkan sebagai tempat sandar impor barang campuran, bukan hanya tiga komoditas seperti selama ini diberlakukan.
Pekerja melepaskan tali pengikat peti berisi ikan laut segar untuk diekspor./Antara-Aswaddy Hamid
Pekerja melepaskan tali pengikat peti berisi ikan laut segar untuk diekspor./Antara-Aswaddy Hamid

Bisnis.com, MANADO—Pemerintah Sulawesi Utara berharap pelabuhan Bitung diizinkan sebagai tempat sandar impor barang campuran, bukan hanya tiga komoditas seperti selama ini diberlakukan.

Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey berharap semua kegiatan ekspor impor menuju provinsi tersebut agar dibongkar dan dimuat langsung melalui Pelabuhan Bitung, Sulut.

"Karena selama ini, masih banyak barang impor dan ekspor harus melalui Surabaya maupun Jakarta. Apa gunanya Pelabuhan Bitung, yang menjadi salah satu pintu masuk ke Indonesia,"kata Olly di Manado, Selasa (8/5/2018).

Jika harus melalui Surabaya dan Jakarta, katanya, otomatis biaya akan semakin mahal, dampaknya pada harga jual juga akan menjadi lebih mahal.

Gubernur memberikan contoh terkait pembatasan komoditas yang diimpor ke Pelabuhan Bitung. Kendati ditunjuk sebagai IHP, regulasi yang ada membatasi hanya sekitar jenis komoditas barang.

"Salah satunya terkait dengan impor ikan yang tidak diperbolehkan," katanya.

Olly mengatakan dengan adanya industri perikanan di Bitung, sangat mungkin adanya potensi kekuarang ikan di suatu waktu. Namun, impor yang didatangkan dari India, misalnya, harus dibongkar di Surabaya.

Pemerintah Sulut ingin Pelabuhan Bitung ini menjadi pelabuhan bisa mengimpor barang campuran agar investasi mereka di sini.

Pemerintah pusat menetapkan Pelabuhan Bitung sebagai pelabuhan hub internasional (international hub port/IHP) bersama Pelabuhan Kuala Tanjung. Guna mendukung status tersebut pelebaran sarana dan prasarana dianggarkan Rp400-an.


IHP ini bisa juga menjadi jalan keluar dari pertumbuhan di kawasan barat yang sudah jenuh dengan pembangunan yang dilakukan terus-menerus.


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Moh Edy Mahmud mengatakan ekspor pada Maret 2018 mengalami surplus sebesar 81,81 juta dolar Amerika Serikat (AS).

"Nilai ini sedikit mengalami pebaikan nilai dari kondisi bulan sebelumnya yang tercatat 72,66 juta dolar AS," katanya.

Dia mengatakan demikian juga bila dibandingkan dengan Maret 2017, net ekspor Sulut mencapai 76,56 juta dolar AS.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler