Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemkot Makassar Kembangkan 7 Kawasan Peduli Inflasi

Guna mendorong kemandirian masyarakat dalam upaya pengendalian inflasi, Pemerintah Kota Makassar mengembangkan kawasan peduli di inflasi yang terbagi dalam tujuh titik.
Pasar Tradisional. /Antara
Pasar Tradisional. /Antara

Bisnis.com, MAKASSAR - Guna mendorong kemandirian masyarakat dalam upaya pengendalian inflasi, Pemerintah Kota Makassar mengembangkan kawasan peduli di inflasi yang terbagi dalam tujuh titik.

Sebagai langkah awal, program ini dimulai di Perumahan Citra Tello Permai, Kelurahan Tallo Baru, Kecamatan Panakkukang. Launching perdana dilakukan Pj Sekretaris Kota Makassar Naisyah Tun Azikin.

"Tujuh kawasan peduli inflasi ini merupakan langkah awal. Di mana ke depannya kami juga akan mendorong sejumlah wilayah lainnya sebagai kawasan peduli inflasi," ungkap Naisyah, Jumat (23/11/2018).

Selain Kecamatan Panakkukang, wilayah lain yang dikembangkan menjadi kawasan peduli inflasi di antaranya, Kelurahan Melati- Kecamatan Ujung Pandang, Kelurahan Ballang Baru-Kecamatan Tamalate, Kelurahan Timongan Lompoa- Kecamatan Bontoala, Kelurahan Malimongan-Kecamatan Wajo, Kelurahan Tamalanrea-Kecamatan Tamalanrea, Kelurahan Bangkala-Kecamatan Manggala.

Program ini didampingi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulsel dan Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar. Di mana pendampingan kata Naisyah perlu dilakukan agar program penataan lorong peduli inflasi bisa berhasil.

Kepala BI Sulsel Bambang Kusmiarso menerangkan, keberadaan tujuh kawasan peduli inflasi ini diharapkan dapat memotivasi dan menjadi percontohan bagi daerah lainnya dalam pengembangan kawasan produktif.

"Keberadaan  kawasan peduli inflasi ini  diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, partisipasi dan menjadibsumber mata pencaharian baru masyarakat," jelasnya. 

Menurutnya Bambang, program pengembangan kawasan peduli inflasi akan terus diperkuat melalui sinergi dan partisipasi dari berbagai pihak.
Ia memaparkan pengembangan kawasan peduli tidak hanya sebatas pada aspek produksi, namun juga aspek lainya seperti penguatan kelembagaan, akses pasar dan penciptaan nilai tambah atau hilirasi produk.

"Di mana produk yang dihasilkan melalui pengembangan industri skala rumah tangga sehingga akan berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat dan perekonomian," ungkap Bambang.

 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler