Proyek Gedung Litbang Kakao Mars Terealisasi 70%

Pembangunan pusat Penelitian dan pengembangan komoditas kakao yang dibangun PT Mars Symbioscience Indonesia di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, diklaim telah memasuki konstruksi 70% hingga saat ini.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, MAKASSAR - Pembangunan pusat Penelitian dan pengembangan komoditas kakao yang dibangun PT Mars Symbioscience Indonesia di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, diklaim telah memasuki konstruksi 70% hingga saat ini.

Direktur Mars Symbioscience Indonesia, Arie Nauvel Iskandar mengemukakan fasilitas riset yang terintegrasi dengan areal perkebunan kakao itu diharapkan sudah bisa dimanfaatkan pada pertengahan tahun depan.

Pusat riset atau penelitian dan pengembangan (research and develompment/R&D) atau litbang yang digroundbreaking oleh Wapres Jusuf Kalla pada medio November 2017 lalu itu menempati lahan seluas 95,2 hektare.

"Nantinya hasil riset kakao akan langsung diimplementasikan pada areal perkebunan yang berada dalam fasilitas R&D ini. Fokusnya tentu saja mendorong produktivitas kakao melalui teknologi riset," katanya kepada Bisnis Kamis (7/6/2018).

Dia menjelaskan, fasilitas R&D diharapkan bisa menciptakan varietas baru tanaman kakao yang lebih produktif dan cocok pada seluruh jenis tanah di Sulawesi Selatan maupun nasioal secara umum.

Menurutnya, jenis tanah pada lokasi pembangunan R&D di Pangkep diakui kurang optimal untuk mendukung pengembangan komoditas kakao jika dilakukan secara konvensional.

"Makanya Mars sengaja memabangun R&D di Pangkep ini, karena kami melakukan pengembangan berbasis teknologi dan riset. Dan jika kemudian hasilnya optimal, tentu akan sangat mudah untuk diimplementasikan di daerah lain yang bukan berklasifikasi sentra produksi," katanya.

Untuk jangka panjang, fasilitas R&D yang dibangun Mars dengan investasi US$4 juta itu menjadi manifestasi dalam upaya pengembangan kakao berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi perekonomian daerah terkhusus petani kakao.

Saat ini, Sulsel merupakan sentra produksi kakao di Tanah Air dengan kontribusi di kisaran 60% hingga 70% terhadap total produksi kakao nasional.

Sebagai informasi, Mars Symbioscience Indonesia merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan Mars Incorporated, korporasi global yang berbasis di Amerika Serikat.

Korporasi tersebut memiliki sejumlah produk olahan kakao dengan brand terkenal seperti Snickers, M&M'S serta Dove untuk segmen coklat serta segmen lainnya seperti Wrigley Spearmint dan Doublemint.

Mars Symbioscience Indonesia memiliki pabrik olahan biji kakao berlokasi di Makassar berkapasitas 23.000 ton per tahun.

Olahan kakao yang dihasilkan dari pabrik itu seperti lemak kakao, bubuk kakao dan pasta kakao dengan berorientasi ekspor.

Sejauh ini, perusahaan secara rutin menyerap bahan baku dari petani kakao di Sulsel serta memiliki pula perkebunan kakao seluas 30 hektare di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel, serta difungsikan sebagai lokasi penelitian dan pengembangan kakao skala kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper